Friday, 5 April 2013

Sisi lain Pasar Tomohon, Manado


Tomohon, salah satu kota di Manado yang mahsyur akan julukan kota seribu bunga ini mempunyai suatu keunikan sekaligus tempat yang di sisi lain membuat takjub para wisatawan. Tomohon, setelah ditelusuri dengan ojek carteran tidak lah terlalu jauh dari jantung kota manado, hanya medannya lebih menantang dengan kelok-kelok nya. Begitu sampai di kota ini, bunga-bunga penyejuk hati langsung terlihat. Hehehe. Kemudian, karena aku tidak terlalu tertarik dengan bunga2nya, aku pun meminta kepada pak didi untuk mengarahkan ojek ke pasar tomohon. Adalah pasar tomohon, sepintas dari luar, pasar ini tidak ada perbedaan dengan pasar lainnya. Kesibukan aktivitas perdagangan ditambah dengan suasana sedikit kotor yang menjadi cirri khas pasar tradisional. Tetapi, ketika kita memasuki lebih dalam lagi, bersiaplah mendapati pemandangan yang membuat mata membelalak dan terkejut serta perasaan bergidik. Ada apa sebenarnya dibalik pasar tersebut?
 
Papan nama pasar tomohon.
Aku, mahasiswa di jogja yang asli medan juga merasakan hal yang seperti di atas. Bayangkan saja, di tengah pasar yang khusus area daging, dijual berbagai macam hewan yang mungkin tak lazim untuk di konsumsi. Pemandangan pertama yang ku liat adalah mas-mas yang membakar anjing sampai gosong! Ya! Gosong dan menghitam! Jadi, ada kandang yang berisi anjing – anjing hidup, kemudian jika ada pembeli yang berminat untuk membelinya, anjing tersebut dimatikan terlebih dahulu, yang aku pun tidak melihat bagaimana proses mematikan anjing yang tak berdosa tersebut. Yang aku dengar, cara mematikannya adalah dengan cara digebuki. Lalu, setelah anjing tersebut sudah mati, dilakukan proses pembakaran sampe anjing tersebut gosong. Setelah anjing tersebut gosong, baru diserahkan kepada konsumen. Proses penggosongan anjing dilakukan berdekatan dengan kandang yang berisi anjing2 hidup. Dan itu bertentangan dengan animal walfare, nyiksa banget perasaan anjing2 yang idup. Sedih. Tapi itu realita.
 
Anjing hidup                                       proses penggosongan anjing
Belum selesai aku bergidik, ditunjukkan pak didi (bapak ojek yang baik hati), tuh mbak, babi, yang bulunya banyak itu babi hutan, kalau rada putihan dikit itu babi kampung.
 
Babi hutan                                           kepala babi kampung
Terus aku tanya, paniki mana bapak? Paniki yang berarti kalelawar dalam bahasa manado,  ini loh mbak. Tunjuk pak didi. Aku pun dengan sigap mengambil gambarnya. Ya, memang manado, selain alamnya yang menakjubkan juga terkenal akan kuliner ekstrimnya. Termasuk paniki aka kalelawar menjadi laris manis disini. Teman saya, Sera anak biologi UI (Universitas Indonesia) yang melakukan penelitian tentang paniki ini mengatakan bahwa konsumsi paniki di manado ini bisa mencapai lebih dari ratusan kilogram per hari! Dimana paniki tersebut diambil dari berbagai kota seperti gorontalo bahkan sampai dari makasar!. Kemudian pak didi menunjukkan kepada saya, mbak ini tikus. Tak berbeda nasibnya dengan anjing, tikus yang dijual pun dalam keadaan menggosong,
 
Tikus yang menggosong                     paniki paniki
 dimana info yang saya dapatkan adalah, tips memilih tikus yang ekornya tetap putih walaupun sudah di bakar. Hal tersebut menandakan bahwa tikus tersebut merupakan tikus putih yang relatif lebih bersih karena hanya memakan tumbuhan dan buah2an. Entahlah, saya pun tidak terlalu tertarik, hehehe. Lalu di sudut lain, saya melihat ular gede yang digantung dalam keadaan belum dikuliti.
 Ya, ya, perasaan  bergidik sekaligus takjub timbul ketika rekreasi ke pasar ini. Ternyata yang saya dengar ada yang memakan semua  hewan berkaki 4 selain meja itu terbukti di kota manado ini!

2 comments:

  1. penasaran...
    ngk prnh ksitu pdhal asli sana..,hehhe...,
    mngkin kelamaan nih kuliah di jogja... :)

    ReplyDelete
  2. widiw, aku aja yg gadis batak dan kuliah di jogja udah sampe sono. pasarnya unik dan ekstrim! sayang nya gambarnya gak bisa aku tampilin. maklum, kemarin masih gaptek ngeblog dan gak ngerti masukin gambar :))

    ReplyDelete