Rangkaian kata memang bisa mengubah segalanya. Bermula dari
mindset. Lalu blab la bla *ini karena saya tiba2 lupa mau nulis apa. Ke empat
formula tersebut sedari dulu kala juga sudah digunakan para pendahulu kita. Tak
sedikit yang membuktikan dengan melakukan keempat langkah tersebut dan tak
tanggung-tanggung juga kesuksesan yang diperolehnya.
Curhat sedikit.
Betapa sederhana mimpi ku. Seorang ibu yang bisa mendidik
anak dengan kecintaan terhadap travelling. Kenapa dengan travelling? Bukankah banyak
sektor lain yang bisa dijadikan sebgai indikator ibu yang sukses? Lalu aku
bertanya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ibu yang sukses tersebut? Oke,
saya menghargai pendapat teman2. Terserah saudara semua, tapi saya juga punya
perspektif sendiri, why travelling?
Ini bermula sejak saya kuliah di jogja, seperti judul
blogku, cerita gadis perantau. Ya, saya asli medan (anda benar! Saya orang
batak tulen yang lahir dari perpaduan antara nasution dan lubis yang jika
disingkat “Lunas”). waktu saya masih setia sebagai pengguna seragam, ada
sedikit cerita unik, umik begitu protectif terhadap anaknya, sehingga jangankan
mengikuti semacam kegiatan eskul, pulang terlambat sedikit saja sudah
dipastikan mendapatkan kultum aka kuliah minimal 7 menit. Sehingga bisa
dibilang banget saya anak rumahan, hihihi. Dulu, waktu rumah masih di kota
kecil (RantauPrapat, sekitar 8 jam dari kota Medan) tiba2 saya bermimpi ingin
kuliah di UGM, saya juga heran ntah kenapa terbersit dengan UGM, padahal tak
sedikit universitas2 top di jawa, kemudian Allah SWT dengan segala rencana
super ajaibnya sampai akhirnya mengantarkan aku dan keluargaku pindah ke kota
Medan. Anda pasti mengerti, arus informasi di kota besar jelas berbeda jika dibandingkan dengan kota kecil. Begitu juga
lah yang saya rasakan ketika menyandang status “Anak Medan”. Baru saya
mengerti, bahwa UGM, universitas di Jogja itu peminatnya puluhan ribu, sempat
minder, apalagi SMA saya waktu itu adalah SMA Swasta yang biasa-biasa saja. Tak
mau ketinggalan moment, aku pun masuk ke BT BS (Bimbingan Test Bimbingan
Belajar) Medica, semacam tempat les yang tak diragukan kualitasnya. Disini teman2
saya berasal dari SMA-SMA negri top di kota Medan. Alhamdulillah, Allah SWT
menganugrahkan kepada saya rasa bebal, dengan cuek saya menganggap diri saya
sama seperti mereka. Apa bedanya? Sama-sama makan nasi. Sama-sama kalau pup
juga bauk. :D
Karena menuliskan cerita diatas, saya sejenak belok ke
belakang untuk mengingat memori-memori indah itu. Dulu, di BT BS Medica, selalu
ada simulasi rutin yang diadakan sekitar 1.5 bulan sekali, dan Fakultas
Kedokteran Hewan UGM (impian saya) memegang passing grade 52%. Sementara saya,
setiap ujian skor paling tinggi hanya 27%. Hahaha. Tapi, itulah hebatnya Allah,
betapa Dia tahu akan kebutuhan Hamba2Nya. Alhamdulillah, setlelah mengikuti UM
UGM di Lhoksemawe (12 jam dari kota Medan) saya dinyatakan DITERIMA sebagai
Mahasiswa UGM!. Ingat bener, saya sudah mendapatkan status mahasiswa tapi saya
belum tau lulus UN apa tidak, sedikit timbul kekahwatiran, tapi Alhamdulillah,
saya juga lulus UN, hehehe.
Jogja, dengan segala kehendak sang Maha Agung, saya
menginjakkan kaki saya disini per Agustus 2009. Alhamdulillah Allah,,
Sedikit cerita diatas sepertinya sudah mencukupi untuk
mengisahkan diri saya. Back to topic, kenapa travelling? Sejak kuliah di Jogja
dan travelling pertama ke Bandung liburan semester 1, ya, bandung, saya naik
kereta sendiri dari jogja, di bandung ada teman yang kita bertemunya di
Lhoksemawe sewaktu UM UGM, Suci ramadhani Siregar namanya, sejak berkelana si
bandung, saya bertekad. Pantang ke Medan sebelum eksplore Jawa! Habiskan semua
tempat2 indah di Jawa!. Dan Alhamdulillah, di izinkan Allah.. semua kota besar
di jawa sudah saya kunjungi, masih sangat sedikit ternyata. Dufan, Ancol, Pantai-pantai Jogja, lawang sewu nya
Semarang, Merapi, Gunung Sumbing, Bromo, Pulau Sempu, icon2 kota Surabaya,
jembatan yang Madura itu (lupa namanya), kawah ijennya Banyuwangi, Bali,
Lombok, Makasar, dan akhirnya kemarin baru saja saya nekat menyelesaikan trip
ke Manado sendirian di Februari 2013. Walaupun karimun jawa saya belum sempat,
tapi setidaknya sudah terwakili dengan Bunaken. Hehehe.
Semua perjalanan mempunyai kisahnya masing-masing, ketika
bisa menikmati proses dalam keadaan apapun, yakinlah itu bisa menjadi cerita
paling indah dan lebih bisa mengilhami sosok-sosok yang lain.
Lalu, apa hubungannya dengan mimpi saya yang diawal? Kapan-kapan
deh saya ceritakan. Ini sudah masuk jam tidur saya. 21.30. sudah dulu ya. Selamat
malam semesta.
No comments:
Post a Comment