Sunday 31 January 2016

Sebuah Teladan dari Kakakku, Survivor Kanker Payudara

Assalamualaikum wr wb

Ini postingan pertama di 2016. Masih bercerita tentang kesehatan adalah harta yang paling berharga. Awalnya begini, aku melihat postingan facebook tentang kakak kostan sewaktu menimba ilmu di Jogjakarta tentang pengalamannya sebagai seorang survivor kanker payudara. Usia kami terpaut 2 tahun. Dulu kami sesama warga non pulau jawa (aku medan, dia Poso), walaupun terbilang minoritas di kostan, tapi kami kadang bisa mempengaruhi anak2 kostan lainnya. HAHA. Tapi setelah aku pindah kostan, kami jarang berkomunikasi sampai akhirnya yang aku tau, si kakak melanjutkan pendidikan di Surabaya dan sudah mendapatkan kerja sebagai pegawai di kota kelahirannya.

Jujur saja, aku bagai tersengat listrik sewaktu melihat foto si kakak dalam keadaan sungguh berbeda. Tidak. Tak ada yang berubah di badannya. Sedari dulu aku memang iri padanya karena dia langsing sedangkan aku subur. tapi aku sedih melihat bagian kepalanya. Ada apa denganmu kakakku? Bukan aku namanya kalau tidak langsung bertanya ke orangnya. Akhirnya si kakak cerita dia didiagnosa mengalami kanker payudara..

Aku lemas.. sedih.. takut..

Kenapa kau kakakku? Kok bisa kak? Dia pun cerita salah satu faktor resiko berkaitan dengan kebiasaannya mengkonsumsi mie instant dan makanan cepat saji. Aku teringat. Dulu karena sesama Sebwarga non pulau jawa, dengan entengnya aku memarahi dia, “Kak. Sukak kaliii lah kau makan indomieee kak, kurangi lah woooy kak!!!!!”, begitu bunyi repetanku. Eh balasannya, “ sibuk kali kau ridoong!!” terus aku langsung bersungut. Tapi dia seolah tau, dia bilang, niiih siniii cicip. Eh aku nya malah ikutan nyicip sambil nyengir. Dasar bocah, katanya sambil tersenyum. Dia memang punya senyum yang manis. :”)

Aku bertanya bagaimana rasanya dikemo. Dia bilang, sakit dek, mual dan muntah. Emang kakak diapain kak? (*tanyaku polos dan bego), dimasukkan obatnya melalui pembuluh darah dek, katanya. Dan siklus kemoterapi yang harus dijalani nya adalah setiap 21 hari sekali. Belum lagi biaya konsultasi ke dokter dan konsumsi obat paten yang belum dicover sama BPJS. Sebuah perjuangan panjang. Perjuangan fisik, batin dan materi. Allah SWT senantiasa menguatkanmu kakakku. Insha Allah..

 Satu hal yang tak berubah darinya dan senantiasa aku kagumi adalah, semangat dan cerianya.  seolah tak punya masalah. Adalah satu chatnya yang membuatku tertampar. “Hanya bisa sabar, tabah dan ikhlas menjalaninya..Percaya bahwa Allah SWT punya rencana indah untukku didepan.. hanya  saat ini aku belum tau apa itu..”

Ah, betapa aku masih sering mengeluh. Tentang hal remeh yang tak sebanding jika dialami oleh kakakku disana. Tentang hal kecil yang sebenarnya tak patut untuk dikelukesahkan. Maafkan kelemahanku Allah,  Betapa hebatnya Engkau.. Kau tau wahai Rabbku, kemampuan hamba-hambaMu tak sama satu dengan yang lain..

Aku jadi teringat sebuah pernyataan yang sangat indah. “Aku iri pada orang yang beriman. Jika diberi kesenangan dia bersyukur. Jika diberi musibah dia bersabar.” Kakakku sayang, aku iri pada kesabaranmu.. aku berdoa, aku bisa meneladanimu.. tetap semangat kau ya kakakku! Karena kau sangat tak pantas mewek-mewek! Aku dan Allah SWT sayang padamu!

withLove,



adekmu,

Ridong Nasution

4 comments:

  1. Suka sana note terakhir “Aku iri pada orang yang beriman. Jika diberi kesenangan dia bersyukur. Jika diberi musibah dia bersabar.”
    Semoga menjadi pelajaran buat kita baca...

    ReplyDelete
    Replies
    1. AAmiin ya Rabb. terima kasih sudah berkunjung! :)

      Delete
  2. Thanks for sharing mbak, jadi semakin merasa wajib bersyukur untuk setiap yang dimiliki :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneeerrrrrrr banget!!!
      terima kasih yaa sudah berkunjung! :)

      Delete