Assalamualaikum wr wb
Andrea Hirata memang memukau! Postingan ini di dedikasi khusus untuk
penulis favorit saya. Setelah menyelesaikan novel nya yang berjudul Ayah, saya
langsung tak mau buang-buang waktu untuk menulis reviewan novel yang memiliki
kekuatan sempurna untuk mengalihkan saya dari apapun! Its more than worthed!
Alkisah, tokoh utama itu bernama Sabari bin Insyafi. Seorang kuli
berintegritas tinggi yang tinggal di sebuah kampung paling ujung, di pinggir
laut Belitong sebelah timur. Dibalik wajahnya yang sering jadi bahan cemoohan,
tersimpan watak yang sangat mulia. Dengan lihai, Andrea Hirata melukiskan sang
tokoh. Kisah cintanya yang tak terperikan karena harus menghadapi kenyataan
bertepuk sebelah tangan seumur hidup dengan seorang Marlena binti Markoni.
Persahabatannya yang kekal dengan Tamat berprofesi tukang kipas satai kambing
muda restoran Africa, Tanjong Pandan, Ukun yang memiliki keahlian menggulung
dinamo, dan Toharun yang kelak menjadi mentor olahraga lari marathon Sabari.
Dan perjuangannya merindukan kehadiran si anak yang sempat hilang.
Kisah hidup Sabari yang begitu lugu dan polos serta memiliki semangat
berjuang yang begitu tinggi jika dihadapkan dengan cita-cita memang layak
menjadi inpirasi. Lihat saja kawan, bagaimana kerasnya usaha Sabari untuk membuat
pujaan hati menoleh padanya. Gadis itu bernama Marlena binti Markoni. Sayang
nya, sebukit cinta Sabari pada Lena, maka segunung pulalah kebencian gadis itu
kepadanya. Ajaib, mereka sempat bersanding di pelaminan!
Buku yang terdiri dari 392 chapter
yang diawali dan diakhiri dengan Purnama Kedua Belas ini menceritakan kegigihan
dan hebatnya perjuangan seorang Sabari sebagai lelaki dan ayah. Bagaimana dia
sempat menjadi gila karena anaknya yang hilang. Dan menjadi waras kembali dalam
hitungan detik setelah membaca surat dari Ukun dan Tamat yang menceritakan
bahwa anaknya telah kembali.
Sabari tak sadar bahwa semangat perjuangannya telah menginspirasi seorang
anak bernama Izmi yang telah mengubur cita-cita masa kecil karena ayahnya
mendekam di balik penjara. Taukah kau apa sebenarnya cita-cita Izmi? izmi
bercita-cita jadi dokter hewan! Senyumku yang enggan berhenti ketika mulai
membuka halaman demi halaman novel ini kembali terkembang ketika menyadari
bahwa profesiku menjadi bagian dari novel ini. Selain itu, pada bagian lain
kembali ke kisah Lena, ada cerita bahwa Lena yang menyebutkan 37 syarat untuk
diajukan kepada calon suami ketiganya salah satunya adalah hobi travelling! Tuh kan sama lagi sama aku,
doanya adalah agar kelak suamiku juga hobi travelling,
tapi bedanya aku tak tertarik dan berdoa agar besok suamiku satu sampai akhir
hayat.
Tulisan Andrea Hirata di chapter selanjutanya adalah tentang
Bahasa Indonesia. Berkisah mengenai seorang tukang gulung dinamo bernama Ukun
yang diutus Tamat menjadi juru bicara dalam perjalanan Finding Zorro for Sabari itu begitu bersemangat untuk mempelajari
bahasa nasional kita. Petuah guru Bahasa Indonesia nya adalah menggunakan
bahasa nasional dengan baku dan benar untuk menghadapi karakter orang dan bahasa
daerah yang begitu beragam. Sekali ini, Ukun patuh. Maka, KBBI pun menjadi
salah satu bekal yang dibawa Ukun dalam perjalanan berharga tersebut. Waktu
membuktikan. Petuah gurunya menjadi penolong dalam perjalanan mereka berdua.
Banyak orang yang tersentuh hatinya karena keanggunan Ukun dalam berbahasa
termasuk JonPijareli, gitaris asal Medan, mantan suami ke3 dari Marlena. Ah.
Aku pun merasa tersindir. Bagaimana tidak, ternyata cintaku pada Bahasa Indonesia tak sehebat
cinta Ukun, penggulung dinamo dari kampung Belanti.
Novel happy ending ini memang
begitu sarat makna! Andrea Hirata yang memiliki ciri khas pada gaya
penulisannya sekali lagi menghadirkan karya hebatnya. Terima kasih penulis
favorit! Terima kasih sudah membuat perasaan banggaku melambung ketika
mengingat cinta pertamaku yang bernama Helmi Nasution. Semoga Allah SWT selalu
melindungimu dimana pun kau berada
************************************************************************
Berikut Quote inspirasi yang saya kutip dari Novel Ayah
Mencintai seseorang merupakan hal yang fantastis – Filosofi hidup Sabari
Awan dan angin tak terpisahkan karena mereka saudara kandung. Ibu mereka
adalah bulan, ayah mereka matahari. Setiap sore angin menerbangkan awan ke
baratt, matahari memeluk anak-anaknya dan dunia mendapat senja yang megah –
Insyafi, di suatu sore Belantik.
Tuhan selalu menghitung, dan suatu ketika, Tuhan akan berhenti menghitung –
Insyafi
Dengar baik-baik nasihat ayahmu! – Markoni
Hidup ini memang dipenuhi oleh orang yang kita inginkan, tetapi tak
mengingkan kita, dan sebaliknya – Sabari
Dapat mengambil keputusan sendiri adalah kemerdekaan yang indah. Ada
perasaan lega yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Cinta adalah sahabat
yang licik. Tapi aku siap menerima tantangan baru – Marlena
Hidup terlalu singkat untuk dilewatkan dengan orang yang tak setia. Penyelewengan
adalah penyakit kambuhan yang harus dibasmi dengan sekali bidik. Manusia bisa
berada di tempat yang sama dalam waktu yang berbeda, tetapi tak bisa berada
dalam tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, semua itu agar pencipta
manusia mau agar manusia setia – Marlena
Seorang ayah memang terlahir pantang menyerah! – tekad seorang Sabari
No comments:
Post a Comment