Tuesday 7 April 2015

Review Novel Rindu Tere Liye

Assalamualaikum wr wb

Hai. Apa kabar? Aku dan kau sehat selalu ya

Baru ingat aja. Dari sekian postingan belum pernah ngepost ttg “review a book”, Padahal, dari kemarin udah niat banget. Tapi baru sekarang deh. Jadi postingan review an pertama aku dari novel Tere Liye yang berjudul “rindu”. Pada tau dong ya tentang penulis kondang ini. Pertama kali aku baca novel beliau yang berjudul “Negeri di Ujung Tanduk” kemudian dilanjutkan dengan “Negri Para Bedebah”, kebetulan minjem punya adek kontrakan X)). Dengan karya sebagus itu, aku hanya membutuhkan waktu 1 minggu untuk menyelesaikan dua novel tersebut.

Nah, berhubung aku baru saja selesai membaca novel “rindu” yang menurutku masuk ke dalam kategori “must read” ini, aku mau ngereview deh. Kali aja om Tere Liye sempat baca and he knows that I am such a big fans! Muehehew

Jadi, novel fiktif dengan tebal sekitar 544 halaman ini bercerita bagaimana hebatnya petualangan kepergian jamaah haji Indonesia dengan menggunakan kapal uap Blitar Holland pada jaman penjajahan belanda. Novel ini memiliki beberapa tokoh utama yang memiliki peran masing – masing. Sebut saja keluarga Daeng Andipati, pengusaha kaya dan bahagia asal makasar yang ternyata memiliki beban kebencian yang begitu mendalam kepada ayah kandungnya sendiri, Gurutta Ahmad Karaeng, alim ulama yang begitu dihormati di seluruh penjuru Makasar, sejarahwan yang menulis lebih dari 100 buah buku dan suka memiliki pertanyaan terdalam “berani kah aku melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan menggunakan perbuatan?”, Ambo Uleng, pelaut bugis super tangguh yang memilih bekerja di kapal uap dengan tujuan meninggalkan Makasar sejauh mungkin disebabkan patah hati berkepanjangan karena gadis pujaan akan dijodohkan dengan orang lain ; kapten Philips, kapten kapal Belanda yang super baik hati ; seargent Lucas, tentara belanda yang culas nan menyebalkan ; Bonda upe, mantan cabo yang sekarang sudah menjadi guru mengaji, Ruben, rekan kelasi Ambo Uleng berkebangsaan Belanda yang humoris dan penuh perhatian ; Bapak Soerjaningrat dan Bapak Mangoenkusumo, jemaah haji dari surabaya yang berperan sebagai guru sekolah anak-anak selama perjalanan haji ; Mbah kakung dan mbah Putri, pasangan sepuh yang cintanya begitu menginspirasi seantero penumpang Blitar Holland.

rindu  (google)

Konflik dari novel ini dimulai dari beberapa pertanyaan besar. Ada sekitar 5 pertanyaan yang diikuti oleh cerita yang berbeda tapi dengan cakepnya Tere Liye memadu padankan sehingga terasa mengalir. karena aku suka mengambil quote, maka inti dari post ini adalah kutipan – kutipan quote yang menurutku bagus sebagai vitamin otak J

Karena kau tidak bisa membaca isinya, mijnv riend, bukan berarti sebuah buku otomatis menjadi buruk – Gurutta kepada Seargent Lucas

“jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh benci atas kehidupan ini. Kecewa, marah, sedih. Tapi ingatlah akan nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri, Maka janganlah kau rusak kapal kehidupanmu sampai tiba akhirnya berlabuh di dermaga terakhir” – Gurutta kepada Ambo Uleng.

Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan dan dilupakan? Itu semua sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu, dengan menerimanya, perlahan dia akan memudar sendiri, disiram oleh waktu, disiram oleh kenangan yang lebih membahagiakan. –Gurutta kepada Bonde Upe.

Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain – Gurutta
Selalulah berbuat baik, Selalu. Kita tidak tahu, sebab perbuatan mana yang kita mendapatkan ampunanNya – Gurutta

Bukti cinta kami terbesar adalah bersama dan saling menggenggam tangan menatap ka’bah. Ini cita-cita kami sejak memutuskan hidup bersama 60 tahun yang lalu – Mbah Kakung kepada penumpang.
Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Takdir yang datang dan tak bisa ditawar lagi semua bergantung kepada kita menyikapinya, apakah bersedia menerimanya atau mendustakannya. Karena di dalam Alquran sudah difirmankan dengan sangat indah, bahwa carilah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Mulailah membiasakan diri dengan melihat suatu kejadian yang lengkap dengan kacamata yang berbeda. – Gurutta kepada Mbah Kakung yang bersedih karena meninggalnya mbah putri.

Cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, semakin tulus kau akan melepaskannya. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Jika tidak kembali, maka sesederhana bahwa dia bukan cinta sejatimu. Dengan meyakini bahwa penulis kisah cinta kita adalah Allah, pemilik cerita paling sempurna di muka bumi, maka tanamkanlah di pikiran bahwa kisah kita adalah yang terbaik untuk dituliskan. Dengan adanya keyakinan tersebut, tak lah mengapa kalau patah hati, kecewa,menangis tergugu karena harapan dan keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. – Gurutta kepada Ambo Uleng

Cinta yang baik selalu mengajari agar menjaga diri, tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat yang jelek, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang meranggas, berduri dan berbuah pahit. – Gurutta kepada Ambo Uleng.

Lawanlah kemungkaran dengan 3 hal. Dengan tanganmu, tebaskan pedang penuh gagah berani. Dengan lisanmu, sampaikan dengan perkasa. Atau dengan benci di dalam hati, karena itu adalah selemah-lemahnya iman. Karena kebebasan itu pantas dibayar dengan nyawa – Ambo Uleng kepada Gurutta

Apalah artinya kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan? – Gumaman Gurutta

Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin kami terduduk patah hati atas sesuatu yang harusnya suci dan tidak menuntut apapun? – Gumaman Gurutta

Itulah beberapa dialog favorit yang aku sitasi dari novel rindu. Terima kasih Tere Liye


2 comments:

  1. Rida, aku fans Tere Liye juga. Ah jadi ingin review novel ini :')
    Rindu adalah salah satu novel Tere Liye favoritku. Keren! Ingin bisa menulis seperti ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. zahraaaaa, hihi, telat banget nih ngereply nya yaa , iyaa beliau hebat yaaa, gaya menulisnya ciamik sekaliii. kamu mah pasti bisa kok nulis seperti ini, kmrn juga review macau nya mempesonaa gituuu! :")) .
      Terima kasih sudah mampir yaa :)

      Delete