Assalamualaikum
wr wb
Hai. Apa
kabar? Aku dan kau sehat selalu ya
Baru ingat aja. Dari sekian postingan belum pernah ngepost
ttg “review a book”, Padahal, dari kemarin udah niat banget. Tapi baru sekarang
deh. Jadi postingan review an pertama aku dari novel Tere Liye yang berjudul
“rindu”. Pada tau dong ya tentang penulis kondang ini. Pertama kali aku baca
novel beliau yang berjudul “Negeri di Ujung Tanduk” kemudian dilanjutkan dengan
“Negri Para Bedebah”, kebetulan minjem punya adek kontrakan X)). Dengan karya
sebagus itu, aku hanya membutuhkan waktu 1 minggu untuk menyelesaikan dua novel
tersebut.
Nah, berhubung aku baru saja selesai membaca novel “rindu”
yang menurutku masuk ke dalam kategori “must read” ini, aku mau ngereview deh.
Kali aja om Tere Liye sempat baca and he knows that I am such a big fans!
Muehehew
Jadi, novel fiktif dengan tebal sekitar 544 halaman ini
bercerita bagaimana hebatnya petualangan kepergian jamaah haji Indonesia dengan
menggunakan kapal uap Blitar Holland pada jaman penjajahan belanda. Novel ini
memiliki beberapa tokoh utama yang memiliki peran masing – masing. Sebut saja
keluarga Daeng Andipati, pengusaha kaya dan bahagia asal makasar yang ternyata
memiliki beban kebencian yang begitu mendalam kepada ayah kandungnya sendiri,
Gurutta Ahmad Karaeng, alim ulama yang begitu dihormati di seluruh penjuru
Makasar, sejarahwan yang menulis lebih dari 100 buah buku dan suka memiliki
pertanyaan terdalam “berani kah aku melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan
menggunakan perbuatan?”, Ambo Uleng, pelaut bugis super tangguh yang memilih
bekerja di kapal uap dengan tujuan meninggalkan Makasar sejauh mungkin
disebabkan patah hati berkepanjangan karena gadis pujaan akan dijodohkan dengan
orang lain ; kapten Philips, kapten kapal Belanda yang super baik hati ;
seargent Lucas, tentara belanda yang culas nan menyebalkan ; Bonda upe, mantan
cabo yang sekarang sudah menjadi guru mengaji, Ruben, rekan kelasi Ambo Uleng
berkebangsaan Belanda yang humoris dan penuh perhatian ; Bapak Soerjaningrat
dan Bapak Mangoenkusumo, jemaah haji dari surabaya yang berperan sebagai guru
sekolah anak-anak selama perjalanan haji ; Mbah kakung dan mbah Putri, pasangan
sepuh yang cintanya begitu menginspirasi seantero penumpang Blitar Holland.
rindu (google) |
Konflik dari novel ini dimulai dari beberapa pertanyaan
besar. Ada sekitar 5 pertanyaan yang diikuti oleh cerita yang berbeda tapi
dengan cakepnya Tere Liye memadu padankan sehingga terasa mengalir. karena aku
suka mengambil quote, maka inti dari post ini adalah kutipan – kutipan quote
yang menurutku bagus sebagai vitamin otak J
Karena kau tidak bisa membaca isinya, mijnv riend, bukan berarti sebuah buku otomatis menjadi buruk –
Gurutta kepada Seargent Lucas
“jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh benci atas
kehidupan ini. Kecewa, marah, sedih. Tapi ingatlah akan nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak
kapalnya sendiri, Maka janganlah kau rusak kapal kehidupanmu sampai tiba
akhirnya berlabuh di dermaga terakhir” – Gurutta kepada Ambo Uleng.
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi.
Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan dan
dilupakan? Itu semua sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu.
Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu, dengan menerimanya, perlahan dia akan
memudar sendiri, disiram oleh waktu, disiram oleh kenangan yang lebih
membahagiakan. –Gurutta kepada Bonde Upe.
Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain –
Gurutta
Selalulah berbuat baik, Selalu. Kita tidak tahu, sebab
perbuatan mana yang kita mendapatkan ampunanNya – Gurutta
Bukti cinta kami terbesar adalah bersama dan saling
menggenggam tangan menatap ka’bah. Ini cita-cita kami sejak memutuskan hidup
bersama 60 tahun yang lalu – Mbah Kakung kepada penumpang.
Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita
inginkan. Takdir yang datang dan tak bisa ditawar lagi semua bergantung kepada
kita menyikapinya, apakah bersedia menerimanya atau mendustakannya. Karena di
dalam Alquran sudah difirmankan dengan sangat indah, bahwa carilah pertolongan
Allah dengan sabar dan shalat. Mulailah membiasakan diri dengan melihat suatu
kejadian yang lengkap dengan kacamata yang berbeda. – Gurutta kepada Mbah
Kakung yang bersedih karena meninggalnya mbah putri.
Cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu,
semakin tulus kau akan melepaskannya. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta
sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Jika tidak
kembali, maka sesederhana bahwa dia bukan cinta sejatimu. Dengan meyakini bahwa
penulis kisah cinta kita adalah Allah, pemilik cerita paling sempurna di muka
bumi, maka tanamkanlah di pikiran bahwa kisah kita adalah yang terbaik untuk
dituliskan. Dengan adanya keyakinan tersebut, tak lah mengapa kalau patah hati,
kecewa,menangis tergugu karena harapan dan keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan.
Jangan merusak diri sendiri. – Gurutta kepada Ambo Uleng
Cinta yang baik selalu mengajari agar menjaga diri, tidak
melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Cinta itu ibarat bibit tanaman.
Jika dia tumbuh di tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yang baik,
dirawat dengan menjaga diri, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang berbuah dan
lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun
maksiat, dirawat dengan niat yang jelek, maka tumbuhlah dia menjadi pohon yang
meranggas, berduri dan berbuah pahit. – Gurutta kepada Ambo Uleng.
Lawanlah kemungkaran dengan 3 hal. Dengan tanganmu, tebaskan
pedang penuh gagah berani. Dengan lisanmu, sampaikan dengan perkasa. Atau
dengan benci di dalam hati, karena itu adalah selemah-lemahnya iman. Karena
kebebasan itu pantas dibayar dengan nyawa – Ambo Uleng kepada Gurutta
Apalah artinya kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan
banyak saat kehilangan dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan? –
Gumaman Gurutta
Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan
yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin kami terduduk patah hati atas sesuatu
yang harusnya suci dan tidak menuntut apapun? – Gumaman Gurutta
Itulah beberapa dialog
favorit yang aku sitasi dari novel rindu. Terima kasih Tere Liye
Rida, aku fans Tere Liye juga. Ah jadi ingin review novel ini :')
ReplyDeleteRindu adalah salah satu novel Tere Liye favoritku. Keren! Ingin bisa menulis seperti ini :)
zahraaaaa, hihi, telat banget nih ngereply nya yaa , iyaa beliau hebat yaaa, gaya menulisnya ciamik sekaliii. kamu mah pasti bisa kok nulis seperti ini, kmrn juga review macau nya mempesonaa gituuu! :")) .
DeleteTerima kasih sudah mampir yaa :)