Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakatuh
Apa kabar? Semoga aku dan kau sehat selalu yaa
Alhamdulillah, kemarin dapat kesempatan untuk jadi peserta dari training
leadership kece yang diadakan atas kerja sama antara Bakrie Centre Foundation
(BCF), Kadin (Kantor Dinas) Yogyakarta dan UGM Sendiri. Acara ini diadakan 2
hari berturut – turut pada tanggal 5 – 6 November 2014 dan bertempat di lantai
3 ruang sidang LPPM Rektorat UGM. Kok bisa ikut acara ini? Sebenarnya acara ini
diperuntukkan bagi mahasiswa S2 segala jurusan, tapi aku lagi beruntung aja
makanya bisa ikut. Soalnya beberapa hari yang lalu, aku ke dirmawa untuk
mengurus sedikit keperluan, eh kebetulan liat formulir pendaftaran acara ini,
acaranya keren dan gratis juga. Mahasiswa mana yang akan melewatkan? Langsung
deh dengan pede aku daftar buat ikut. Dan ternyata setelah aku tau bahwa itu
hanya diperuntukkan buat mahasiswa S2, aku nya sedikit kecewa deh,
Alhamdulillah banget kebetulan ada mas-mas dari S2 FKH UGM, dengan lugasnya aku
dibela dan mengatakan bahwa program koasistensi profesi yang sedang aku jalani
hampir setara dengan program S2, kemudian dengan segala improvisasi, aku pun
akhirnya menjadi peserta program ini. Yiay!
Kamis kemarin (05Nov2011), aku datang tepat waktu dengan menggunakan tas
yang bertuliskan Raja Ampat, tanpa disangka, seorang bapak ganteng menegurku
dan bertanya, kapan aku ke Raja Ampat. Dengan sedikit bangga aku pun
menceritakan pengalaman kkn di sana, awalnya bapaknya meragukan bahwa apakah aku
KKN atau liburan, dengan lugas dan berbinar-binar pun aku menceritakan apa yang
sudah aku lakukan dan bahwa masih banyak lagi pulau yang perlu sentuhan untuk
memajukan pulau tersebut walaupun mereka terletak di Raja Ampat yang tak perlu
lagi dipertanyakan kesohorannya.
Acara pada hari Kamis (05Nov2011) dimulai dengan pembukaan dari Bapak
Sunarto yang merupakan Kepala Biro Administrasi UGM. Beliau menyatakan
berterima kasih mewakili UGM atas terselengaranya acara ini. Kemudian sambutan
kedua ternyata dari seorang bapak ganteng yang menegurku tadi, dan beliau
adalah bapak Imbang, CeO dari BCF. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa
BCF ini merupakan representatif dari rasa syukur yang di antara generasi ketiga
keluarga Bakrie, dimana perusahaan keluarga ini sudah berumur 72 tahun. Dan Itu
merupakan suatu hal yang langka sehingga para generasi ketiga memandang penting
untuk mendirikan sebuah foundation sebagai sebuah kontribusi dan investasi
jangka panjang yang akan melahirkan para pemimpin Indonesia. Beliau juga
mengatakan bahwa usaha untuk menjadi pemimpin bukanlah sebuah usaha yang
instant, dimana junjungan kita Rasulullah SAW sudah melewati berbagai macam
ujian yang menjadikan beliau sebagai pemimpin teladan sepanjang masa selama 15
tahun. Sehingga idealnya, memang seseorang membutuhkan waktu yang tidak
sebentar untuk menambah kapabilitas diri sebagai seorang pemimpin. Semua peserta dari BCF setelah program ini
usai akan otomatis terjaring langsung sebagai alumni tanpa ada sebuah ikatan
apapun. Menariknya, bapak Imbang juga mengatakan perbedaan dari training
sejenis, pelatihan leadership yang diselenggarakan oleh yayasan pemberi
beasiswa kepada mahasiswa S2 baik penerima ataupun non penerima tanpa ada
ikatan sama sekali, tetapi yang benar – benar diminta adalah JANGAN KECEWAKAN
Masyarakat. Karena menurut data bahwa hanya 0,5% dari masyarakat Indonesia yang mengecap
pendidikan S2, sehingga keberadaan kami diharapkan dapat memberikan kontribusi
lebih kepada masyarakat.
Pak Imbang, Aku dan Pak Niam :3 |
Beliau juga mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik idealnya memiliki
jiwa entrepreneurship. Kenapa hal itu menjadi penting? Karena jiwa wirausaha
yang tumbuh akan memacu pemimpin untuk bisa mengolah sesuatu yang bermanfaat
memiliki value yang besar. Sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar
kepada mereka yang dipimpin.
Kemudian sambutan ketiga dari Bapak Bonang, beliau merupakan perwakilan
dari Kadin. Ternyata Kadin tersebut bukanlah sebuah badan instansi pemerintah,
melainkan mitra kerja yang berkaitan dengan bisnis dan wirausaha. Anggota dari
kadin adalah mereka yang memiliki usaha di berbagai bidang, eksportir
Indonesia, Koperasi bahkan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Setelah memberikan
sambutan, sedikit beliau mengatakan agar kami membuat proposal hidup. Sehingga
ketika kita berdoa kepada Yang Kuasa, kita tinggal mengatakan, wahai Tuhan
kami, mohon ridhailah proposal hidup kami.
Acara hari pertama full di isi oleh seorang fasilitator dan training skala
Nasional, Bapak Niam Muiz, MSc. Mpsi. Beliau membuka wawasan kami dengan
memberi materi apa yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin. Ada tiga budaya yang
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu bahwa pemimpin harus bersifat
sirkulasi, mampu mengkombinasikan dan juga memiliki kemampuan untuk
mengkombinasikan kembali. Di sesi ini, kami dibagi menjadi 6 kelompok dan
membahas apa saja faktor kunci dari sirkulasi, kombinasi dan mampu
mengkombinasikan kembali. Tiga kelompok lain membahas kira-kira apa saja yang
menjadi hambatan dari ketiga faktor tersebut. Sebagai tambahan wawasan, ada dua
tipe kepemimpinan seseorang, yaitu transaksional dan transformasional. Dimana
kepemipinan transaksional sangat dibutuhkan jika kita ingin menuntun orang yang
sama sekali tidak tidak memiliki pengalaman. Sedangkan tipe kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin yang berbicara mengenai masa depan dan
melampaui IQ. Dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka
yang mampu melihat segementasi pasar dan target yang dipimpin apakah
membutuhkan type kepemimpinan transaksional atau transformasional. Selain itu,
kami juga diminta untuk membahas mengenai tri matra bakrie yaitu
Ke-Indonesia-an, Ke-manfaatan dan Ke-bersamaan dan diminta untuk memberikan
contoh konkrit prilaku yang mencerminkan ke tiga matra bakrie, dan ternyata
setelah diberi penjelasan oleh bapak Niam, perwujudan sikap dari KeIndonesiaan
adalah competitiveness , Kemanfaatan adalah sikap yang cenderung memberi
manfaat dan Kebersamaan adalah leadership. Kemudian acara hari pertama pun
selesai.
Memasuki hari kedua yang merupakan inti dari acara *kata Pak Niam, acara
dibuka dengan motivasi yang menurut saya luar biasa. Beliau mengatakan bahwa
hidup ini adalah pilihan, manusia matang karena pilihan dan pemimpin itu
tercipta melalui proses pilihan. Dimana memilih juga merupakan pengalaman yang
baik dan betapa bodohnya orang yang tidak pernah memilih, tidak berani
mengambil resiko pilihan dan juga minta dipilihkan. Keren yaa kata-katanya,
trainer tingkat nasional mah beda atuh :”. Pada hari kedua ini, kesemua peserta dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk membayangkan seperti apa hambatan dan bentuk Jogja 2025
dan Kampus UGM 2040. Sebagian besar kami mempermasalahkan masalah transportasi
dan cultur yang memudar. Kemudian kami pun mulai memikirkan mimpi kami. Dan
ternyata menarik banget, Haha. Nah disinilah pointnya, bahwa serangkaian proses
yang harus dilalui seorang pemimpin adalah mampu membangun mimpi berdasarkan
problem yang ada. Selain itu, masing-masing kelompok juga diberikan latihan
untuk memberi kata-kata pembukaan di empat situasi berbeda, ketika penyuluhan,
memberikan usulan, sharing dengan kelompok mahasiswa dan juga melakukan
advokasi. Kami dibekali pengetahuan bahwa ada teknik tertentu yang harus
ditekankan pada saat menghadapi situasi seperti di atas. Seperti ketika kita
melakukan penyuluhan, kita harus bisa menempatkan posisi seolah-olah sebagai
ibu yang penuh dengan cinta. Ketika sedang melakukan sharing, biasanya kita kan
menghadapi kalangan yang lebih berwawasan, maka lebih kunci situasi dengan
melemparkan pertanyaan sesuai dengan topik pembicaraan dan akan lebih oke lagi
ketika kita melakukan teori penghargaan yaitu menyebutkan nama salah satu
audiens. Lain lagi teknik yang digunakan
pada saat melakukan usulan dan advokasi. Persamaan teknik pada saat melakukan
usulan dan advokasi adalah ketika kita memberikan data dan pernyataan yang
bersifat “mengunci”. Selain itu kami juga diberikan teknik bagaimana melebarkan
jaringan networking sehingga mempercepat proses kesuksesan hanya dengan
menggunakan phonebook di handphone masing-masing.
Sebelum acara kedua selesai, kami pun diberi motivasi untuk menjadi
pengusaha langsung oleh kepala Kabin Yogya, Bapak Ganong. Kami termasuk
beruntung, karena selama pelatihan leadership di kota lain jarang diberikan
motivasi oleh ketua kabin masing-masing daerah. Setelah coffe break sore, acara
ditutup oleh pak Henry, beliau merupakan ketua perwakilan alumni BCF. Pak Henry juga mengatakan
bahwa ketika sudah resmi menjadi alumni, ingatlah masyarakat Indonesia yang
sedang menunggu kontribusi kalian. Dan dengan ini berakhirnya acara kami pun
resmi tergabung menjadi alumni Bakrie Centre Foundation dengan sekitar 1400
alumni lain dari berbagai Universitas di Indonesia yang terjalin dengan BCF.
Tentu saja aksi poto bareng bersama masing-masing pembicara seolah haram untuk
dilewatkan.
Poto di rektorat, spot favorit ini mah. |
Terima kasih Bakrie Centre Foundation. Terima kasih semua :)
Alhamdulillah. Terima kasih Allah. Terima kasih semua. J
No comments:
Post a Comment