Saturday, 15 November 2014

Leadership Training with Bakrie Centre Foundation.


Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakatuh

Apa kabar? Semoga aku dan kau sehat selalu yaa

Alhamdulillah, kemarin dapat kesempatan untuk jadi peserta dari training leadership kece yang diadakan atas kerja sama antara Bakrie Centre Foundation (BCF), Kadin (Kantor Dinas) Yogyakarta dan UGM Sendiri. Acara ini diadakan 2 hari berturut – turut pada tanggal 5 – 6 November 2014 dan bertempat di lantai 3 ruang sidang LPPM Rektorat UGM. Kok bisa ikut acara ini? Sebenarnya acara ini diperuntukkan bagi mahasiswa S2 segala jurusan, tapi aku lagi beruntung aja makanya bisa ikut. Soalnya beberapa hari yang lalu, aku ke dirmawa untuk mengurus sedikit keperluan, eh kebetulan liat formulir pendaftaran acara ini, acaranya keren dan gratis juga. Mahasiswa mana yang akan melewatkan? Langsung deh dengan pede aku daftar buat ikut. Dan ternyata setelah aku tau bahwa itu hanya diperuntukkan buat mahasiswa S2, aku nya sedikit kecewa deh, Alhamdulillah banget kebetulan ada mas-mas dari S2 FKH UGM, dengan lugasnya aku dibela dan mengatakan bahwa program koasistensi profesi yang sedang aku jalani hampir setara dengan program S2, kemudian dengan segala improvisasi, aku pun akhirnya menjadi peserta program ini. Yiay! 

Kamis kemarin (05Nov2011), aku datang tepat waktu dengan menggunakan tas yang bertuliskan Raja Ampat, tanpa disangka, seorang bapak ganteng menegurku dan bertanya, kapan aku ke Raja Ampat. Dengan sedikit bangga aku pun menceritakan pengalaman kkn di sana, awalnya bapaknya meragukan bahwa apakah aku KKN atau liburan, dengan lugas dan berbinar-binar pun aku menceritakan apa yang sudah aku lakukan dan bahwa masih banyak lagi pulau yang perlu sentuhan untuk memajukan pulau tersebut walaupun mereka terletak di Raja Ampat yang tak perlu lagi dipertanyakan kesohorannya. 

Acara pada hari Kamis (05Nov2011) dimulai dengan pembukaan dari Bapak Sunarto yang merupakan Kepala Biro Administrasi UGM. Beliau menyatakan berterima kasih mewakili UGM atas terselengaranya acara ini. Kemudian sambutan kedua ternyata dari seorang bapak ganteng yang menegurku tadi, dan beliau adalah bapak Imbang, CeO dari BCF. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa BCF ini merupakan representatif dari rasa syukur yang di antara generasi ketiga keluarga Bakrie, dimana perusahaan keluarga ini sudah berumur 72 tahun. Dan Itu merupakan suatu hal yang langka sehingga para generasi ketiga memandang penting untuk mendirikan sebuah foundation sebagai sebuah kontribusi dan investasi jangka panjang yang akan melahirkan para pemimpin Indonesia. Beliau juga mengatakan bahwa usaha untuk menjadi pemimpin bukanlah sebuah usaha yang instant, dimana junjungan kita Rasulullah SAW sudah melewati berbagai macam ujian yang menjadikan beliau sebagai pemimpin teladan sepanjang masa selama 15 tahun. Sehingga idealnya, memang seseorang membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menambah kapabilitas diri sebagai seorang pemimpin.  Semua peserta dari BCF setelah program ini usai akan otomatis terjaring langsung sebagai alumni tanpa ada sebuah ikatan apapun. Menariknya, bapak Imbang juga mengatakan perbedaan dari training sejenis, pelatihan leadership yang diselenggarakan oleh yayasan pemberi beasiswa kepada mahasiswa S2 baik penerima ataupun non penerima tanpa ada ikatan sama sekali, tetapi yang benar – benar diminta adalah JANGAN KECEWAKAN Masyarakat. Karena menurut data bahwa hanya 0,5%  dari masyarakat Indonesia yang mengecap pendidikan S2, sehingga keberadaan kami diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat.
Pak Imbang, Aku dan Pak Niam :3

Beliau juga mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik idealnya memiliki jiwa entrepreneurship. Kenapa hal itu menjadi penting? Karena jiwa wirausaha yang tumbuh akan memacu pemimpin untuk bisa mengolah sesuatu yang bermanfaat memiliki value yang besar. Sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada mereka yang dipimpin. 
Kemudian sambutan ketiga dari Bapak Bonang, beliau merupakan perwakilan dari Kadin. Ternyata Kadin tersebut bukanlah sebuah badan instansi pemerintah, melainkan mitra kerja yang berkaitan dengan bisnis dan wirausaha. Anggota dari kadin adalah mereka yang memiliki usaha di berbagai bidang, eksportir Indonesia, Koperasi bahkan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Setelah memberikan sambutan, sedikit beliau mengatakan agar kami membuat proposal hidup. Sehingga ketika kita berdoa kepada Yang Kuasa, kita tinggal mengatakan, wahai Tuhan kami, mohon ridhailah proposal hidup kami. 

Acara hari pertama full di isi oleh seorang fasilitator dan training skala Nasional, Bapak Niam Muiz, MSc. Mpsi. Beliau membuka wawasan kami dengan memberi materi apa yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin. Ada tiga budaya yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu bahwa pemimpin harus bersifat sirkulasi, mampu mengkombinasikan dan juga memiliki kemampuan untuk mengkombinasikan kembali. Di sesi ini, kami dibagi menjadi 6 kelompok dan membahas apa saja faktor kunci dari sirkulasi, kombinasi dan mampu mengkombinasikan kembali. Tiga kelompok lain membahas kira-kira apa saja yang menjadi hambatan dari ketiga faktor tersebut. Sebagai tambahan wawasan, ada dua tipe kepemimpinan seseorang, yaitu transaksional dan transformasional. Dimana kepemipinan transaksional sangat dibutuhkan jika kita ingin menuntun orang yang sama sekali tidak tidak memiliki pengalaman. Sedangkan tipe kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang berbicara mengenai masa depan dan melampaui IQ. Dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu melihat segementasi pasar dan target yang dipimpin apakah membutuhkan type kepemimpinan transaksional atau transformasional. Selain itu, kami juga diminta untuk membahas mengenai tri matra bakrie yaitu Ke-Indonesia-an, Ke-manfaatan dan Ke-bersamaan dan diminta untuk memberikan contoh konkrit prilaku yang mencerminkan ke tiga matra bakrie, dan ternyata setelah diberi penjelasan oleh bapak Niam, perwujudan sikap dari KeIndonesiaan adalah competitiveness , Kemanfaatan adalah sikap yang cenderung memberi manfaat dan Kebersamaan adalah leadership. Kemudian acara hari pertama pun selesai. 

Memasuki hari kedua yang merupakan inti dari acara *kata Pak Niam, acara dibuka dengan motivasi yang menurut saya luar biasa. Beliau mengatakan bahwa hidup ini adalah pilihan, manusia matang karena pilihan dan pemimpin itu tercipta melalui proses pilihan. Dimana memilih juga merupakan pengalaman yang baik dan betapa bodohnya orang yang tidak pernah memilih, tidak berani mengambil resiko pilihan dan juga minta dipilihkan. Keren yaa kata-katanya, trainer tingkat nasional mah beda atuh :”.  Pada hari kedua ini, kesemua peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membayangkan seperti apa hambatan dan bentuk Jogja 2025 dan Kampus UGM 2040. Sebagian besar kami mempermasalahkan masalah transportasi dan cultur yang memudar. Kemudian kami pun mulai memikirkan mimpi kami. Dan ternyata menarik banget, Haha. Nah disinilah pointnya, bahwa serangkaian proses yang harus dilalui seorang pemimpin adalah mampu membangun mimpi berdasarkan problem yang ada. Selain itu, masing-masing kelompok juga diberikan latihan untuk memberi kata-kata pembukaan di empat situasi berbeda, ketika penyuluhan, memberikan usulan, sharing dengan kelompok mahasiswa dan juga melakukan advokasi. Kami dibekali pengetahuan bahwa ada teknik tertentu yang harus ditekankan pada saat menghadapi situasi seperti di atas. Seperti ketika kita melakukan penyuluhan, kita harus bisa menempatkan posisi seolah-olah sebagai ibu yang penuh dengan cinta. Ketika sedang melakukan sharing, biasanya kita kan menghadapi kalangan yang lebih berwawasan, maka lebih kunci situasi dengan melemparkan pertanyaan sesuai dengan topik pembicaraan dan akan lebih oke lagi ketika kita melakukan teori penghargaan yaitu menyebutkan nama salah satu audiens.  Lain lagi teknik yang digunakan pada saat melakukan usulan dan advokasi. Persamaan teknik pada saat melakukan usulan dan advokasi adalah ketika kita memberikan data dan pernyataan yang bersifat “mengunci”. Selain itu kami juga diberikan teknik bagaimana melebarkan jaringan networking sehingga mempercepat proses kesuksesan hanya dengan menggunakan phonebook di handphone masing-masing. 
 
dokumentasi sebagian acara :3
Sebelum acara kedua selesai, kami pun diberi motivasi untuk menjadi pengusaha langsung oleh kepala Kabin Yogya, Bapak Ganong. Kami termasuk beruntung, karena selama pelatihan leadership di kota lain jarang diberikan motivasi oleh ketua kabin masing-masing daerah. Setelah coffe break sore, acara ditutup oleh pak Henry, beliau merupakan ketua perwakilan alumni BCF. Pak Henry juga mengatakan bahwa ketika sudah resmi menjadi alumni, ingatlah masyarakat Indonesia yang sedang menunggu kontribusi kalian. Dan dengan ini berakhirnya acara kami pun resmi tergabung menjadi alumni Bakrie Centre Foundation dengan sekitar 1400 alumni lain dari berbagai Universitas di Indonesia yang terjalin dengan BCF. Tentu saja aksi poto bareng bersama masing-masing pembicara seolah haram untuk dilewatkan.
Poto di rektorat, spot favorit ini mah.

Terima kasih Bakrie Centre Foundation. Terima kasih semua :)



Alhamdulillah. Terima kasih Allah. Terima kasih semua. J

No comments:

Post a Comment