Sunday, 14 September 2014

Selamat Jalan Ayu Liliani Haryanti

Assalamualaikum wr wb.

Apa kabar? aku dan kau sehat ya

Sudah terlalu sering mendengar umur memang gak ada yang tau. Tapi tetep aja, kalau ngalamin sendiri rasanya hati sakit.

Postingan kali ini khusus buat adek  saya yang sudah mendahului saya berjalan ke dunia yang lebih abadi, Ayu Liliani namanya.
Ayu namanya. Cantik dan ramah anaknya. Banyak temannya. Aktif dimana-mana. Ayu mahasiswa FKH UGM 2011, asal bogor ini tak hanya aktif di UKM KSSL (Kelompok Studi Satwa Liar) juga di IMAKAHI (Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia). Dan mungkin juga di LSM2 luar kampus Bahkan, dia merupakan penerus saya, ketua umum BPI (Badan Pengawas Imakahi) 2014. Tak perlu heran jika dia punya teman dimana - mana dan banyak yang sayang sama Ayu. Tapi, ternyata Allah lebih sayang sama dia..Ah, nduk Ayu Sayang :"
Ayu yang cantik :"

Sedikit pengen cerita tentang minggu terakhir ayu bersama kita.

Saya baru pulang KKN dari Papua tgl 27 agustus, sehari di Jogja langsung ke Malang 3 hari berhubung ortu dari Medan berkunjung. Di Malang, sempat saya liat update an pathnya Ayu yg mengatakan opname di RS Panti Rapih. Juga yang menyatakan bahwa di saat kondisi sakit akan benar2 terlihat siapa sahabat yg tulus dan cuma buat main. Pulang dari Malang, langsung lembur ngerjain laporan KKN selama 2 hari. Selesai laporan, saatnya menikmati Jogja dan melengkapi kebutuhan2 dasar. Kamis saya dapat kabar dari Syabila bahwa Ayu masuk ruang ICU Panti Rapih. Saya yang baru sampe kontrakan malam sekitar jam 19.30 akhirnya memutuskan utk isya dan makan buah terlebih dahulu sebelum menjenguknya. Dan seperti di postingan sebelumnya, saya pun bersama mamanya menginap di ruang tunggu pasien ICU.

Besok pagi (Jum`at, 05Sep2014), mamanya Ayu memutuskan untuk mengurus kartu BPJS di RSUD Sleman dan meminta saya untuk tinggal di RS dan tetap keep in touch jika ada kabar terbaru dari dokter. Sekitar jam 09.00 suster memanggil saya untuk masuk ke ruangan ICU. Ternyata dokter hendak menjelaskan kondisi Ayu tapi berhubung saya bukan keluarganya, dokter memilih untuk menunda dan menunggu mama Ayu datang. Tak ingin kehilangan kesempatan, saya meminta suster untuk mengizinkan saya masuk ke ruangan Ayu. Betapa kaget saya, Ayu yg selama ini ceria kini terbaring dengan alat bantu pernafasan. Wajah cantiknya pucat dilingkari perba putih. Tangan dan kakinya diikat untuk mencegah Ayu berontak terus. Seolah tak bisa ditahan, air mata saya berlomba keluar. Saya tak tau apakah dia mengenali saya atau tidak. Bingung mau berbuat apa sementara air mata tak mau berhenti, saya putuskan untuk membaca AlFatihah dan hafalan surat pendek sebisa saya sambil mengelus rambut indahnya. Tak disangka, dia menangis. Ya, dia memberikan respon menangis sambil menatap saya dan berontak. Mungkin dia ingin duduk dan bosan tidur di ruangan yang sama sekali tidak nyaman ini.. Tiba-tiba nafasnya berat dan alat bantu yang dipasang di tubuhnya memberikan sinyal seolah ada yang tak beres. Saya bingung dan reflex memanggil suster. Suster meminta saya keluar. Tak berapa lama kemudian, saya dipanggil lagi dan diminta untuk menghubungi mamanya guna meminta persetujuan beliau untuk memasang alat bantu yang lain buat Ayu. Saya telfon beliau dan menjelaskan apa yang terjadi, mamanya setuju. Lalu suster meminta saya menunggu di luar sembari mereka memasang tambahan alat bantu di tubuh Ayu.

Begitu keluar dari ruangan ICU, ternyata beberapa sahabatnya sudah datang. Mereka berharap bisa menjenguk Ayu di jam besuk pasien sekitar jam 11.00-13.00. Kami pun bercerita mengenai kondisi Ayu sebelumnya. Sahabatnya bercerita bahwa Ayu habis magang di Konservasi Satwa Liar di Bogor sekitar 2 minggu kemudian menghadiri acara NetGeo di Lampung selama 2 hari. Sekitar jam 11.00 mamanya Ayu datang dan langsung saya minta untuk bertemu dgn dokter. Sementara aku dan beberapa orang sahabat Ayu menunggu di dalam ruangan. Sekitar 15 menit kemudian, mamanya datang dan langsung menangis. Sahabatnya Ayu berusaha menghibur sebisa mereka dan mengatakan Ayu pasti kuat soalnya tahun depan mereka akan ngetrip bareng ke Bali. Kemudian mamanya memintaku untuk makan. Kami berdua makan dalam diam. Sementara para sahabat Ayu memilih untuk bercanda dan tertawa untuk mencairkan suasana. Setelah makan, mamanya keluar. Waktu Zuhur tiba, aku keluar untuk berwudhu. Di luar, aku melihat mamanya sedang ngobrol dengan mamanya mbak Qori. Selesai wudhu dan hendak kembali ke kamar, aku melihat mamanya bercerita sambil menangis. Ah.. sabar ya tante, bisikku..

Selesai zuhur, Mila dan sahabat ayu pamit untuk pulang dan berencana untuk kembali di jam besuk sore. Tinggal lah aku dan mamanya di ruang tunggu. Begitu masuk, mamanya langsung meringkuk menangis di sofa. Aku diam. Mamanya tambah nangis. Bingung mau ngapain, aku memilih untuk memijat kaki beliau. Beliau cerita, sedih tadi melihat sahabatnya pada tertawa sementara Ayu di dalam saja bernafas susah. Beliau juga berdoa agar bulan depan, Ayu bisa merayakan ulang tahunnya yang ke 21 tahun. Aamiin ya Rabb.. bisikku..
Sama2 kelelahan, aku dan mamanya Ayu tidur siang di ruang tunggu. Sekitar jam 16.00, aku dibangunkan untuk shalat Ashar, ternyata sudah ada Syabila dan mamanya. Jam 17.00 aku kembali masuk ke ruang ICU. Spontan air mataku keluar lagi. kondisinya tambah parah, sudah dipasang alat semacam endotrakheal tube untuk bernafas. Ada selang juga yg dimasukkan ke dalam hidungnya. Aku lirik kantung urinnya, warnanya sudah coklat bercampur darah. Matanya sudah diselotip yang aku sendiri tak mengerti apa tujuannya..Allah.. Air mataku tak bisa dibendung. Aku bacakan AlFatihah sambil mengelus kepalanya. Badannya panas. Sangat panas. Dia memberikan respon. Respon menangis sama seperti tadi pagi. Air matanya nya memacu air mataku. ya Allah.. aku pegang tangannya. Erat. Aku ingin memberikan sedikit kekuatan. Aku teruskan membaca ayat suciNya, dia menangis lagi. Aku tak tau apakah dia mengenaliku atau sebaliknya. Yang aku harap adalah dia tau bahwa aku sayang sama dia. Sedikit pun aku tak menyangka, Itu saat terakhir dimana kami saling beradu pandang dan mencoba saling menguatkan. Allah.. peluk Ayu.. peluk adikku.. ampuni dosanya..

Aku pamit dari RS.Panti Rapih habis magrib sekitar jam 18.10. Aku turun dari.ruang ICU bersama mamanya yang hendak menjemput papanya di lobi RS. Ya, berhubung sibuk, papanya baru bisa datang dari Bogor sore itu (06Sep2014). Kemudian aku berencana untuk datang lagi besok karena malam ini sudah ada papanya Ayu yg menemani.

Esok paginya jam 04.30 aku dibangunin teman2 kontrakan. Mereka sudah pada nangis. Aku yang setengah sadar mencoba bertanya lagi, ada apa. Mereka mengatakan Ayu sudah meninggal. Ya Allah. Ini beneran? Aku bengong sejenak. Nyata kah ini? Reaksi teman2 kontrakan menjawab dengan pasti pertanyaanku. Kemudian kami memutuskan untuk shubuh berjamaah sebelum berangkat ke RS Panti Rapih. Tangis mengiringi shubuh berjamaah kami.

Sampai lah kami di RS jam 05.15. Berlari kami ke ruangan ICU lt.2. Tapi ternyata kamarnya sudah kosong, tetangga nya mengatakan bahwa mama papanya Ayu sudah di ruangan jenazah lt.1. Sampai disana, kami melihat ibunya sudah menangis di samping jenazah Ayu. Ya Allah.. satu persatu kami memeluk mamanya sambil menangis.. Kemudian Ibu2 pemandi jenazah menawarkan kepada teman2 Ayu yg muslim untuk ikut memandikan. Aku dan 4 orang penghuni kontrakan memilih untuk turut serta. Kami memandikan Ayu sambil mengucapkan shalawat kpd Rasullah SAW. Ini merupakan pengalaman pertama kami memandikan jenazah. Di tengah proses pemandian, dengan jelas dan nyata kami melihat Ayu tersenyum. Ya Rabb, semoga ini pertanda baik..

Seperti magnet, kunjungan mahasiswa FKH UGM berbagai angkatan seolah tak selesai. Setelah di shalatkan, berangkatlah jenazah Ayu dari RS langsung ke Bogor dengan menggunakan mobil sekitar jam 08.30. Sementara teman2 angkatan 2011 yang mengiringi keberangkatan Ayu ada 2 mobil. Sesampai nya di bogor sekitar jam 22.00 dan langsung dikebumikan.
Melepas kepergian Ayu ke Bogor di RS Panti Rapih

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dan gejala klinis, Ayu terkena leptospirosis dan (juga) infeksi virus. Titer virus yang tinggi dan gejala yang mengarah ke leptospira seperti suhu badan yang tinggi, bengkak, kerusakan pada organ vital seperti ginjal dan hati serta warna kulit yang menguning. Sampai sekarang masih tidak diketahui dari mana ayu terkena lepto nya. Sebelumnya Ayu sempat magang selama 2 minggu di konservasi satwa liar di Bogor. Dosen kami mengatakan bahwa Ayu sebelumnya (mungkin) sudah terkena infeksi virus, kemudian terkena leptospira. Pegobatan yang selama ini lebih mengarah ke pemberian antibiotik seolah membuat infeksi virusnya "tertidur". Sehingga ketika daya tahan tubuh Ayu yang terus melemah akhirnya membuat virusnya lebih gampang untuk bereplikasi dan akhirnya menyebar di tubuh Ayu. 

Selamat jalan Ayu Liliani Haryanti. Kami pun pasti menyusulmu. Hanya waktunya yang masih misteri. Semoga besok kita bisa tertawa bersama di surgaNya..
Aku, Syabila, Ika, Ayu di Munas Makasar 2012 :"


1 comment:

  1. Assalaamu'alaykum
    Maaf mbak sebelumnya, pekenalkan saya Didit teman lamanya ayu dari bogor..
    terus terang saya kaget membaca blog nya mbak ini, sebab sudah lama saya nggak berkomunikasi dg ayu dan sy kehilangan no nya..
    bisa kah mbak hub saya di 081219804349, ada yg ingin saya tanyakan mengenai berita tsb..

    terimakasih sebelumnya,
    Wassalam..

    ReplyDelete