Friday, 8 August 2014

Ada bahagia di balik pesta rakyat Friwen

Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakatuh

Apa kabar? Semoga aku dan kau sehat selalu yaa.

Pesta moment rakyat selalu identik dengan perayaan tertentu. Tak dipungkiri ada ketertarikan yang tak bisa disembunyikan terutama bagi pendatang untuk mengikuti moment tersebut. Beruntungnya kami, tim KKN PPB 04 mendapatkan moment tersebut di pulau Friwen ini. Mayoritas penduduk Friwen yang beragama Kristen Protestan ini pun memiliki sebuah Gereja, namanya Gereja Kristen Indonesia. Nah, biasanya GKI kan punya beberapa organisasi pemberdayaan masyarakat baik dari segi pemuda, anak-anak ataupun wanita. Organisasi wanita di bawah bimbingan GKI bernama Persekutuan Wanita (PW). Kebetulan, pada tanggal 26 Juli, PW berulang tahun. Disini lah poin sederhana dan damai yang kami dapatkan.
Tim KKN PPB04
Ada tradisi tahunan yang dirayakan oleh seluruh pelosok pulau di Raja Ampat. Biasanya setelah melakukan ibadah padang alias ibadah di lahan terbuka, mereka melanjutkan dengan ritual untuk mempererat persaudaraan. Beberapa tahun yang lalu, sekitar 3 pulau merayakan dan bergabung menjadi satu untuk merayakannya. Sedangkan pada tahun ini, Friwen memilih untuk merayakan secara independen.

Acara perayaan dimulai tepat pukul  11.00 WIT dengan melakukan ibadah padang yang dipimpin oleh seorang pendeta. Lokasi ibadah padang tahun ini berada di pantai belakang pulau Friwen. Berhubung beberapa tim kami muslim, maka jelas kami tidak bisa mengikuti acara dari awal. Setelah selesai, kami pun bergabung mengikuti acara selanjutnya, yaitu makan bersama. Tradisi di pulau ini adalah, setiap keluarga membawa setidaknya makanan yang cukup untuk berbagai dengan yang lain. Kalau kata temanku, sistemnya seperti buka lapak gitu deh. Misalnya aku ambil nasi di keluarga A, lalu untu sayurnya aku ambil di keluarga B dan lauknya aku ambil di keluarga C. Sehingga semua merasakan indahnya kebersamaan.
salah satu "lapak" dari warga :D
Makan bersama selesai, kami pun menyanyikan lagu ulang tahun untuk PW GKI dilanjutkan beberapa lagu yang membuat semangat keluar. Kemudian, dilanjutkan dengan “mandi bareng” artinya setiap orang wajib basah tak terkecuali dengan cara diceburkan ke pantai. Awalnya aku mikir itu hanya berlaku untuk cowok aja. Tak berapa lama kemudian, bu Guru menarik temanku, Ayu dan Jovita yang berpakaian rapi ke laut. Karena ogah basah, aku dan beberapa temanku langsung naik ke pohon. Begitu semua yang di bawah basah, mereka tak rela melihat kami masih kering. Tak mau kalah, kami diserang dengan membawa botol aqua berisi air laut.Jelas dong, kemampuan warga lokal Friwen dalam memanjat pohon tak perlu dipertanyakan. Akhirnya, penghindaran kami berbuah gagal. Setelah disiram dengan air laut di atas pohon, dengan menyerah aku pun turun dan benar saja aku langsung diseret ke laut. 
perjuangan ogah basah yang berbuah gagal
Mama kampung alias istri bapak kampung saja turut diceburkan. Padahal beliau sudah berpakaian rapi. Dan yang lebih kocak lagi adalah, salah satu mama (panggilan akrab kami kepada semua ibu-ibu) setelah diceburkan, beliau balik ke rumah untuk ganti baju. Eh tak berapa lama lagi, melihat beliau dalam keadaan kering, beberapa pemuda langsung menarik dan menceburkan beliau ke laut. Istilah yang berlaku adalah dalam waktu ini tak boleh seorang pun yang kering. Sampai pendeta yang mempimpin ibadah padang pun tak luput dari penceburan ke laut. Haha. Di tengah acara, ketiga teman kami mencoba tantangan warga untuk memakan pinang. Berhasil kah mereka? Jelas berhasil untuk beberapa saat, tapi tak berapa lama kemudian, mereka kompak menunjukkan ekspresi menderita. Dengan konyolnya kami merasakan kekaguman kepada warga Friwen yang menjadikan pinang seolah sebagai sikat gigi kedua mereka,:D.

tantangan makan pinang 

Setelah semua basah, semua sepakat untuk bermain banteng – bantengan. Aku yang ogah ikut main memilih untuk menjadi penonton. Seru sekali menikmati mereka yang bermain. Semua bergembira tak terkecuali. Tak ada seorang pun yang bersedih. Semua menikmati pesta ini, seolah tak ada masalah. Melupakan sejenak kepenatan hidup yang terkadang memeluk kita.  

Aku berbisik, moment ini akan jadi kenangan manis untuk semua orang yang merayakannya. Sederhana. Damai. Bahagia. Terima kasih Friwen.

bahagianya mereka


No comments:

Post a Comment