Assalamualaikum
warahmatullah hi wabarakatuh
Apa kabar? Semoga aku dan
kau sehat selalu yaa.
Pesta moment rakyat selalu identik dengan perayaan tertentu. Tak dipungkiri
ada ketertarikan yang tak bisa disembunyikan terutama bagi pendatang untuk
mengikuti moment tersebut. Beruntungnya kami, tim KKN PPB 04 mendapatkan moment
tersebut di pulau Friwen ini. Mayoritas penduduk Friwen yang beragama Kristen
Protestan ini pun memiliki sebuah Gereja, namanya Gereja Kristen Indonesia.
Nah, biasanya GKI kan punya beberapa organisasi pemberdayaan masyarakat baik
dari segi pemuda, anak-anak ataupun wanita. Organisasi wanita di bawah
bimbingan GKI bernama Persekutuan Wanita (PW). Kebetulan, pada tanggal 26 Juli,
PW berulang tahun. Disini lah poin sederhana dan damai yang kami dapatkan.
Tim KKN PPB04 |
Ada tradisi tahunan yang dirayakan
oleh seluruh pelosok pulau di Raja Ampat. Biasanya setelah melakukan ibadah
padang alias ibadah di lahan terbuka, mereka melanjutkan dengan ritual untuk
mempererat persaudaraan. Beberapa tahun yang lalu, sekitar 3 pulau merayakan
dan bergabung menjadi satu untuk merayakannya. Sedangkan pada tahun ini, Friwen
memilih untuk merayakan secara independen.
Acara perayaan dimulai tepat pukul 11.00 WIT dengan melakukan ibadah padang yang
dipimpin oleh seorang pendeta. Lokasi ibadah padang tahun ini berada di pantai
belakang pulau Friwen. Berhubung beberapa tim kami muslim, maka jelas kami
tidak bisa mengikuti acara dari awal. Setelah selesai, kami pun bergabung
mengikuti acara selanjutnya, yaitu makan bersama. Tradisi di pulau ini adalah,
setiap keluarga membawa setidaknya makanan yang cukup untuk berbagai dengan
yang lain. Kalau kata temanku, sistemnya seperti buka lapak gitu deh. Misalnya
aku ambil nasi di keluarga A, lalu untu sayurnya aku ambil di keluarga B dan
lauknya aku ambil di keluarga C. Sehingga semua merasakan indahnya kebersamaan.
salah satu "lapak" dari warga :D |
Makan bersama selesai, kami pun menyanyikan lagu ulang tahun untuk PW GKI
dilanjutkan beberapa lagu yang membuat semangat keluar. Kemudian, dilanjutkan
dengan “mandi bareng” artinya setiap orang wajib basah tak terkecuali dengan
cara diceburkan ke pantai. Awalnya aku mikir itu hanya berlaku untuk cowok aja.
Tak berapa lama kemudian, bu Guru menarik temanku, Ayu dan Jovita yang
berpakaian rapi ke laut. Karena ogah basah, aku dan beberapa temanku langsung
naik ke pohon. Begitu semua yang di bawah basah, mereka tak rela melihat kami
masih kering. Tak mau kalah, kami diserang dengan membawa botol aqua berisi air
laut.Jelas dong, kemampuan warga lokal Friwen dalam memanjat pohon tak perlu
dipertanyakan. Akhirnya, penghindaran kami berbuah gagal. Setelah disiram
dengan air laut di atas pohon, dengan menyerah aku pun turun dan benar saja aku
langsung diseret ke laut.
perjuangan ogah basah yang berbuah gagal |
Mama kampung alias istri bapak kampung saja turut
diceburkan. Padahal beliau sudah berpakaian rapi. Dan yang lebih kocak lagi
adalah, salah satu mama (panggilan akrab kami kepada semua ibu-ibu) setelah
diceburkan, beliau balik ke rumah untuk ganti baju. Eh tak berapa lama lagi,
melihat beliau dalam keadaan kering, beberapa pemuda langsung menarik dan
menceburkan beliau ke laut. Istilah yang berlaku adalah dalam waktu ini tak
boleh seorang pun yang kering. Sampai pendeta yang mempimpin ibadah padang pun
tak luput dari penceburan ke laut. Haha. Di tengah acara, ketiga teman kami
mencoba tantangan warga untuk memakan pinang. Berhasil kah mereka? Jelas
berhasil untuk beberapa saat, tapi tak berapa lama kemudian, mereka kompak
menunjukkan ekspresi menderita. Dengan konyolnya kami merasakan kekaguman
kepada warga Friwen yang menjadikan pinang seolah sebagai sikat gigi kedua
mereka,:D.
tantangan makan pinang |
Setelah semua basah, semua sepakat untuk bermain banteng – bantengan. Aku
yang ogah ikut main memilih untuk menjadi penonton. Seru sekali menikmati
mereka yang bermain. Semua bergembira tak terkecuali. Tak ada seorang pun yang
bersedih. Semua menikmati pesta ini, seolah tak ada masalah. Melupakan sejenak
kepenatan hidup yang terkadang memeluk kita.
Aku berbisik, moment ini akan jadi kenangan manis untuk semua orang yang
merayakannya. Sederhana. Damai. Bahagia. Terima kasih Friwen.
bahagianya mereka |
No comments:
Post a Comment