Assalamualaikum wr wb..
Halo. apa kabar? kau dan aku sehat ya.
Sebelumnya, tak sedikut pun bakalan posting tentang capres di blog sederhana ini. Tapi, biarlah, mumpung lagi ada ide dan gak ada salahnya di keluarkan. Tulisan ini bermula dari membaca share status teman di facebook mengenai pendapat seorang pemilih yg pro nomor 1. Pemikiran yg cerdas dan wah, keren sekali bapak ini. Saya sendiri tambah kagum dan membuat semakin mendoakan pilihan saya di pilpres kelak. Bapak tersebut kebetulan berasal dari Makasar. Cara nya menuliskan status yg tak sedikit menyelipkan bahasa makasar membuat saya teringat pada teman2 yg berasal dari kota yg sama.
Lalu, obrolan dilanjutkan dengan teman sekontrakan mengenai siapa pilihan presidennya. Dan dengan yakinnya, dia mengacungkan jari "kode" yg membuat saya tertawa dan kocaknya dia memperagakan sembari memberi lelucon, kalau pilih 1 kamu dapat 2, presiden dan gubernur DKI. Haha. Lalu obrolan pun semakin melanjut ke percakapan ku di salah satu grup whatsapp mengenai frontalnya sikapku.
Jadi, begini. Di suatu pagi yg cerah, tiba2 temanku mengirimkan dua buah gambar lelucon yg intinya menertawakan kedua org capres kita. Aku yg kurang suka dengan hal begituan ditambah pernah ngebaca tweet seniman ulung negri kita langsung saja terinspirasi ucapan beliau, "#Jancukers tidak selevel dengan orang2 yg menjadikan capres sebagai lelucon" #IfYouKnowWhoIMean yg ku modifikasi menjadi "hanya orang kerdil lah yg menjadikan calon pemimpin sendiri sebagai bahan tertawaan" yang tentu saja bisa kau bayangkan aku mendapat reaksi penolakan dari grup tersebut tapi.berhubung aku orang batak, yaa udah cuek aja mah, yang penting aku bisa ngucapkan apa yg tidak aku suka, toh ini jaman demokrasi, jaman yg katanya kebebasan berpendapat begitu dielu2kan, jadi harus berlapang dada dong kalau mendapatkan reaksi berlawanan dari apapun yg kau tulis. cmiiw.
Obrolan yang hampir 1 jam itu membuat waktu baca Qur`an ku tertunda. Merasa bersalah, kutambah jumlah halaman bacaan walaupun cuma 1 lembar, hehehe. dan tiba2 mataku membaca ayat yg sudah sejak lama kuberi tanda.
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari - cari kesalahan orang lain dan janganlah diantara kamu yang menggunjing sebagian yg lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yg sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang - AlHujurat 12"
Hebat ya Sang Maha kita. Semua nya ada di kitab mulia ini, AlQur'an. Dan sedikit pun tak ada yg menyimpang dari kenyataan dan ilmu pengetahuan. Salah satunya ayat diatas. Aku mikirnya ayat ini menjadi sindiran nyata bagi kita, warga negara Indonesia yang sedang menghadapi pilpres Juli 2014. Bayangkan hebatnya perumpamaan yang tertuang di ayat tersebut. Sudahlah sebagai kanibal, bangkainya pula. ya Rabb.. tak terbayangkan betapa busuknya kita sebagai manusia. Astagfirullah..
Semua orang tau bahwa sejak pilpres, sosmed ramai dan laris bagai kacang goreng hangat di musim hujan. Tak sedikit yg menjadikan nya bahan kampanye gratis, yang lebih disayangkan adalah tak hanya memberi dukungan kepada pilihannya, tapi juga tak segan meludahi pilihan orang lain. Jujur saja, awalnya berat banget bagi saya ketika pilihan saya di rendahkan dan bahagia banget ketika ada lagi seolah "pembela" saya dengan merendahkan calon satunya. Lalu ikutan dengan share berita yg intinya membuat saya bahagia, Astagfirullah..
Terus ketika diskusi tersirat dengan ayah saya (re : buya) & membaca2 tweet orang yg berhasil menjaga sikapnya terkait pilpres, sebisa mungkin saya meniru mereka. Apa yang mereka anjurkan? Tetapkan pilihanmu, doakan mereka, jangan sekali kali menjelekkan apa yang bukan pilihanmu. Susah? IYA DONG! terutama yang terakhir, ketika ada temanmu yg menjelekkan pilihanmu dan dibawahnya ada berita yg mendukungmu dan menjelekkan yg bukan pilihanmu. Gatal rasanya mau share berita tersebut.
Astagfirullah,kalau kayak gitu terus berarti aku pantas dong jadi kanibal bangkai seperti yg tertulis di tersebut?
:(.
Sedikit pun tulisan ini tak bermaksud menyindir atau nyinyir dan sebagainya. Yang benar tentu tak diragukan dari Sang Maha, sedangkan yg salah tentu saja semut pun tau bahwa itu dari saya. Hanya tulisan mahasiswa biasa atas keresahan sikap berpolitik penduduk Bumi Pertiwi akhir-akhir ini..
No comments:
Post a Comment