awan plawangan |
7 mei 2013.
Setelah
berkemas dan sarapan, kami siap untuk menuju ke plawangan. Untuk menuju ke pos
Plawangan, melewati kalau tak salah sekitar 7 bukit. Ada beberapa bukit yang
disebut bukit penyesalan, entahlah, aku pun tak terlalu peduli yang mana bukit
tersebut. Berangkat dari pos3 sekitar
jam 08.30 WITA, dan kali ini medan dari pos 3 plawangan benar2 subhanallah
beratnya. Tak mau merasakan capeknya mengeluh, bukankah lebih baik disibukkan
hati ini untuk mengingatNya? Dan ini benar2 mujarab. Aku tekadkan, tak akan mau
aku mengeluh! Dan walaupun tak terlalu berhasil, at least, bisa kau tanyakan ke
teman-temanku, aku termasuk golongan yang jarang mengucapkan keluhan. Hehehe.
view dari pos plawangan |
Tenang teman, jangan kau ragu. sepanjang
perjalanan, akan kau rasakan kekaguman yang mencuat dengan hebatnya dari
dirimu. Indah! Indah banget! Subhanallah! Maha Besar Engkau! Hebat nya Dia.
Mozaik-mozaik kepingan alam tersusun secara sempurna. Harmonisasi alam sangat
nyata ada disini. Ya disini, Rinjani ini.
Setelah berjalan kurang lebih sekitar 6 jam
dengan medan yang super menanjak dan pemandangan yang memanjakan mata, kami pun
akhirnya sampai di Plawangan. Degup kegembiraan persis sama seperti yang
dirasakan kemarin pada saat di Pos 1. Dengan riang, kami mencari lokasi yang
pas untuk mendirikan tenda. Ketika bertemu dengan rombongan pak roy, kami
saling tertawa. Seolah mengisyaratkan, kita hebat! Kita bisa ya ternyata!
matahari di plawangan. subhanallah! :) |
Kali ini kami tak bertetangga lagi dengan
rombongan pak “Roy Suryo” , tenda kami sedkit lebih jauh dari tenda mereka.
Setelah menemukan tempat yang dirasa
oke, seolah otomatis, para pria mendirikan tenda dan mengambil air di sumber
air. Sedangkan para wanita memasak. Hihihi. Enak banget dah jadi wanita.
Special! Hoho. Betapa bahagia hati ini tak terkira, air dari pos plawangan
sangat nikmat! Bersiiiiih dan dingin., bisa kau
bayangkan teman? nikmat tenggorakan mendapatkan air murni dari gunung.
aqua mah kalah! Hihi.
habis makan, terbitlah riang |
puncak terlihat gampang dan dekat dari plawangan |
berpose di depan puncak. berharap bisa sampai! :) |
Perut
sudah kenyang. And nothing to do. Pasti lah tau apa yang akan kami lakukan.
Apalagi kalau bukan tidur? Karena pendakian ke puncak gunung rinjani itu
biasanya dilakukan di tengah malam dengan tujuan untuk mendapatkan sunrise
keesokan harinya, maka alangkah baiknya agar segera tidur untuk memulihkan
tenaga. Kami pun sepakat untuk tidur jam 20.00 WITA dan akan bangun jam 23.00
WITA. Stel alarm. Kami tidur dengan nyenyak. Tepat pukul 23.00 WITA, para pria
sudah bangun ternyata dan dengan sigapnya mereka sudah memasak air untuk
ngebuat kopi dan energen. Hihi. Para pria siaga. Untuk menambah energy, kami
memilih untuk makan ransum. Ransum yang biasanya digunakan para pendaki, nilai
kalorinya tinggi, sehingga hanya makan beberapa suap in sya Allah sudah
kenyang. Ransum para pendaki ini bisa dibeli di toko-toko adventure. Selain
praktis, dan ringan, juga mengandung nilai kalori yang tinggi menjadi alasan
mengapa ransum ini perlu dan termasuk salah satu kebutuhan primer, untuk
memakannya pun sangat gampang, tinggal dihangatkan sekitar 15 menit. Dan ransum
siap untuk dikonsumsi. Harga satu kaleng sekitar Rp. 20.000,00. Sarapan
selesai, peralatan standart seperti jas hujan, senter, jaket dan sarung tangan
juga sudah oke. Kami berdoa, agar diberi kemudahan untuk menginjakkan kaki di
puncak Rinjani. Ada harapan yang tinggi di dalam hati. Teringat akan keluarga
di Medan yang tak member restu membuatku sangat bergantung kepada restu Sang
Maha. Ya Rabb.. izinkan hamba.. izinkan kami untuk menjejakkan kaki di salah
satu gunung sempurna ciptaanMu, bisikku penuh harap dalam sanubari.
to be continued. :)
huaaaaa iri sama mbak.. HEBAT !!!
ReplyDeletehahaha. sebenarnya gak hebat nduk hanya beruntung karena aku naik gunung tak mendapatkan restu ibunda. hehe. anyway, tks for reading! :D
Delete