Wednesday 26 August 2015

Profesional nya Rumah Sakit di Penang

Assalamualaikum wr wb

Halo apa kabar? Aku dan kau sehat selalu yaa

Penang. Siapa yang tak pernah dengar? Kota kecil nan damai yang masuk ke dalam wilayah negara tetangga ini sudah entah sejak kapan tersohor di kalangan masyarakat Indonesia terutama warga Medan sebagai tempat yang tepat untuk berobat. Kenapa gitu? Sederhana. Pelayanan yang cepat, alat penunjang diagnosa yang memadai, bahasa yang hampir tak ada beda dengan bahasa ibu kita, harga yang tak tipu-tipu, serta pelayanan yang profesional. Bahkan kata adek ibuku yang kemarin ngelakuin general check up, harga nya jauh lebih murah dibandingkan di Jakarta. Adalah lelaki terhebatku salah satunya. Sebagai penderita diabetes, ayahku termasuk pelanggan setia rumah sakit Lam Wa Eh, Penang, dan kemudian karena suatu alasan, berpindah haluan ke Island Hospital, Penang. Nah, pada suatu ketika, masih di tahun ini, aku yang ngebet pengen operasi laser mata dan BuyaUmik yang begitu khawatir dengan operasi jendela dunia ini akhirnya memutuskan untuk mengajakku periksa mata sekalian regular check up nya ayahanda tercinta.
perjalanan menuju ke Island Hospital

Island Hospital

It was my second time to visit Penang. First time happened in 2010, our family first time holiday to abroad with Malaysia and Singapore as the classic destinastion. You know that. LOL. Maka dengan menumpang si besi terbang, berangkatlah aku ber4 dengan Buya, Umik, dan Bunden *adek ibuku ke Penang. Medan Penang hanya ditempuh dalam waktu 50 menit dengan harga tiket normal 350 ribu – 500 ribu. Safely arrived in PIA (Penang International Airport), we catched a taxi that took us to Island Hospital. Take your first flight to save time in Hospital *underline this tips!

Sampai di RS Island Hospital sekitar jam 06.30 pagi, kami pun langsung menitipkan koper ke bapak-bapak india security. Ada yang unik! Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, keadaan lingkungan sekitar super sepi loh. Terus Umik aku bilang gini, jangan kaget ya kak, ntar di RS jam segini pasti udah rame kayak pasar. Wah, masak sih, pikirku. Ya jelas aja umik aku  benar, secara beliau selalu setia nemeni si Buya buat checkup kesini. Dan beneran deh. Ternyata begitu sampe, counter check in buat ambil nomor pendaftaran nya aja belum buka, eh di ruang tunggu udah rame banget! Tapi jangan salah, biarpun rame, suasanya nya gak ribut loh, super teratur.
Buya umik was sitting in Indonesian desk ! :"))
Kami pun duduk sebentar untuk menunggu. Setelah dibuka dan dapat nomor antrian, serempak kami berempat terpisah menjadi 3 rombongan. Buya Umik tentu menuju ke bagian konsultasi diabetes, bunden ke general check up, dan aku ke bagian mata.

selfie when Bundes was too busy with her smartphone 
Nah, aku cerita gimana profesionalnya sistem RS di Penang ini ya. Aku yang ke bagian mata, awalnya Cuma mau tanya berapa harga operasi laser disini, dan langsung diarahkan untuk memeriksa. Karena aku pake softlense, maka aku disuruh lepas dan tunggu sampe jam 15.00. aku pun kembali ke ruang  tunggu dan ternyata semua nya sama, maksudnya da? Iya, baik Buya Umik dan si bunden, all of them are asked to wait until at 15.00 pm. Haha. Daripada kami bengong di RS, mending anter koper ke hotel ya kan.

Nah, karena rumah sakit di Penang ini udah emang terkenal, jadi sebenarnya di setiap rumah sakit ada semacam apartemen yang emang biasa untuk disewakan for visitor. Dan jarak antara apartemen dan rumah sakit pun emang sangat dekat dan walking-able mah. Tujuannya? Ya biar kalau ada kejadian semacam kami nih, tinggal balik ke apartemen dan you dont need to pay more for trasportation. But my father has a cool opinion, i though. He refuse to stay near the hospital!  Why dad? I asked him. Later He answer, we are sick people, and i dont wanna living around them. Lets find hotel in tourist place, and George town will be a perfect idea! LOL! I love that! Then we grab a taxi that took us to that area.
around island hospital
Its 15.00 pm, time for come back! We, still in 3 different group, catched our doctor. I was going to some of eye examination that I never face it before. The conclusion is, mata gueh aman buat operasi. And, i just found that this lasik operastion is kind of minor operation! So,i  don't need to get total anaesthetic. The most scariest thing about this lasik operation for my parents is just lost my vision alias buta. Setelah mbak mbak tersebut ngeyakinin ortu bahwa udah banyak pasien yang berhasil *secara udah 20 tahun berkutat di mata, akhirnya ortu aku tenang. Unfortunately, the price was gonna kill me! Sekitar 27 jutak. Whilst i heard about the same operation in Yogyakarta only cost about 15 juta. Yaudah deh, sebagai anak shalehah yang (semoga) jodohnya enteng, I made a decision, this lasik operation was cancelled.
Bunden eksis! :"))

Back to si Bunden, she asked to endure so many examination, start from urinalysis, thorax USG, regular blood check, vital organ check, double x-ray and many more *yang gueh gak hapal, and just guess how’s the price? Its only cost about 2.5 juta cin. Gosipny nih, with the same health facilities in Jakarta, you need to pay more than 5 jeti cin. Hayati lelah deh ngedengarnya. Belum lagi, ruang tunggu yang mendadak jadi semacam tempat batak ngumpul *sangking banyak nya orang Medan. But, majority of them are talking about how profesional the system of hospital in Penang. Oke. Envy. Semoga dunia kesehatan Indonesia tercinta kita juga segera berbenah. Aamiin. 

1 comment:

  1. Kak kakak gak jadi lasik dong ?
    Emang satu mata disana harga lasiknya berapaan kak ?

    ReplyDelete