Assalamualaikum wr
wb
Halo apa kabar? Aku
dan kau sehat selalu yaa
Penang. Siapa yang tak pernah dengar? Kota kecil nan damai yang masuk ke
dalam wilayah negara tetangga ini sudah entah sejak kapan tersohor di kalangan
masyarakat Indonesia terutama warga Medan sebagai tempat yang tepat untuk
berobat. Kenapa gitu? Sederhana. Pelayanan yang cepat, alat penunjang diagnosa
yang memadai, bahasa yang hampir tak ada beda dengan bahasa ibu kita, harga
yang tak tipu-tipu, serta pelayanan yang profesional. Bahkan kata adek ibuku
yang kemarin ngelakuin general check up, harga nya jauh lebih murah
dibandingkan di Jakarta. Adalah lelaki terhebatku salah satunya. Sebagai
penderita diabetes, ayahku termasuk pelanggan setia rumah sakit Lam Wa Eh,
Penang, dan kemudian karena suatu alasan, berpindah haluan ke Island Hospital,
Penang. Nah, pada suatu ketika, masih di tahun ini, aku yang ngebet pengen
operasi laser mata dan BuyaUmik yang begitu khawatir dengan operasi jendela
dunia ini akhirnya memutuskan untuk mengajakku periksa mata sekalian regular check up nya ayahanda tercinta.
perjalanan menuju ke Island Hospital |
Island Hospital |
It was my second time to visit
Penang. First time happened in 2010, our family
first time holiday to abroad with
Malaysia and Singapore as the classic destinastion. You know that. LOL. Maka
dengan menumpang si besi terbang, berangkatlah aku ber4 dengan Buya, Umik, dan
Bunden *adek ibuku ke Penang. Medan Penang hanya ditempuh dalam waktu 50 menit
dengan harga tiket normal 350 ribu – 500 ribu. Safely arrived in PIA (Penang International Airport), we catched a taxi
that took us to Island Hospital. Take
your first flight to save time in Hospital *underline this tips!
Sampai di RS Island Hospital sekitar jam 06.30 pagi, kami pun langsung
menitipkan koper ke bapak-bapak india security. Ada yang unik! Sepanjang
perjalanan menuju rumah sakit, keadaan lingkungan sekitar super sepi loh. Terus
Umik aku bilang gini, jangan kaget ya kak, ntar di RS jam segini pasti udah
rame kayak pasar. Wah, masak sih, pikirku. Ya jelas aja umik aku benar, secara beliau selalu setia nemeni si
Buya buat checkup kesini. Dan beneran deh. Ternyata begitu sampe, counter check
in buat ambil nomor pendaftaran nya aja belum buka, eh di ruang tunggu udah
rame banget! Tapi jangan salah, biarpun rame, suasanya nya gak ribut loh, super
teratur.
Buya umik was sitting in Indonesian desk ! :")) |
Kami pun duduk sebentar untuk menunggu. Setelah dibuka dan dapat nomor
antrian, serempak kami berempat terpisah menjadi 3 rombongan. Buya Umik tentu
menuju ke bagian konsultasi diabetes, bunden ke general check up, dan aku ke
bagian mata.
selfie when Bundes was too busy with her smartphone |
Nah, aku cerita gimana profesionalnya sistem RS di Penang ini ya. Aku yang
ke bagian mata, awalnya Cuma mau tanya berapa harga operasi laser disini, dan
langsung diarahkan untuk memeriksa. Karena aku pake softlense, maka aku disuruh
lepas dan tunggu sampe jam 15.00. aku pun kembali ke ruang tunggu dan ternyata semua nya sama, maksudnya
da? Iya, baik Buya Umik dan si bunden, all
of them are asked to wait until at 15.00 pm. Haha. Daripada kami bengong di
RS, mending anter koper ke hotel ya kan.
Nah, karena rumah sakit di Penang ini udah emang terkenal, jadi sebenarnya
di setiap rumah sakit ada semacam apartemen yang emang biasa untuk disewakan for visitor. Dan jarak antara apartemen
dan rumah sakit pun emang sangat dekat dan walking-able
mah. Tujuannya? Ya biar kalau ada kejadian semacam kami nih, tinggal balik ke
apartemen dan you dont need to pay more
for trasportation. But my father has a cool opinion, i though. He refuse to
stay near the hospital! Why dad? I asked
him. Later He answer, we are sick people, and i dont wanna living around them.
Lets find hotel in tourist place, and George town will be a perfect idea!
LOL! I love that! Then we grab a taxi
that took us to that area.
around island hospital |
Its 15.00 pm, time for come
back! We, still in 3 different group, catched our doctor. I was going to some
of eye examination that I never face it before. The conclusion is, mata gueh aman buat operasi. And, i just found that this lasik operastion is kind of minor
operation! So,i don't need to get total
anaesthetic. The most scariest thing about this lasik operation for my parents
is just lost my vision alias buta. Setelah mbak mbak tersebut ngeyakinin
ortu bahwa udah banyak pasien yang berhasil *secara udah 20 tahun berkutat di
mata, akhirnya ortu aku tenang. Unfortunately,
the price was gonna kill me! Sekitar 27 jutak. Whilst i heard about the same operation in Yogyakarta only cost about
15 juta. Yaudah deh, sebagai anak shalehah yang (semoga) jodohnya enteng, I made a decision, this lasik operation was
cancelled.
Bunden eksis! :")) |
Back to si Bunden, she asked to
endure so many examination, start from urinalysis, thorax USG, regular blood
check, vital organ check, double x-ray and many more *yang gueh gak hapal, and just guess how’s the price? Its only cost about 2.5 juta cin.
Gosipny nih, with the same health
facilities in Jakarta, you need to pay more than 5 jeti cin. Hayati lelah
deh ngedengarnya. Belum lagi, ruang tunggu yang mendadak jadi semacam tempat
batak ngumpul *sangking banyak nya orang Medan. But, majority of them are talking about how profesional the system of
hospital in Penang. Oke. Envy. Semoga dunia kesehatan Indonesia tercinta
kita juga segera berbenah. Aamiin.
Kak kakak gak jadi lasik dong ?
ReplyDeleteEmang satu mata disana harga lasiknya berapaan kak ?