Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakatuh
Apa kabar, aku dan kau sehat selalu ya? :D. terlalu banyak hutang tulisan selama bertapa dua bulan di negri orang, maka kali ini aku cicil dengan pengalaman unik selama berburu souvenir di Padddys Market.
Paddy’s market adalah pasar yang paling direkomendasikan untuk berbelaja
souvenir ketika kau berada di salah satu kota termahal di dunia, Sydney. Paddys
market tidak hanya satu, ada tiga lokasi. Tetapi yang paling terkenal adalah
yang berada di kota yang juga mempunyai nama lain haymarket. Berbekal informasi
tersebut, ketika di suatu malam minggu aku menginap di rumah temanku. Berhubung
setiap sabtu, dia ada kelas sampai siang, erangkatlah aku sendiri dengan train
dari stasiun terdekat dari rumahnya, Bankstown menuju central station, Sydney
dengan tarif 4.2 AUD. Central station di Sydney merupakan salah satu stasiun
tersibuk dan tertua (dibangun tahun 1906) di benua Kanggoroo.
Gak kayak stasiun
di Indonesia (bagai langit dan bumi :D), central station ini gedee banget
dengan 23 platform dan 5 main exit. Gimana menemukan platform dan exit yang
tepat ? tentu saja dengan membaca peta dan rajin pelototin sign terdekat. Tapi,
berhubung aku adalah type manusia yang selalu gagal dalam membaca peta, tentu
saja cara tergampang adalh bertanya dengan orang. Dan aku bertanya selalu lebih
dari 2 orang untuk memastikan bahwa jalan yang ku tempuh adalah benar. Haha.
Maka, setelah menemukan exit yang tepat, yaitu exit 2 untuk menuju paddys
market (Haymarket) yang hanya 5 menit walking, maka aku pun bertanya lagi dengan sesosok
manusia berseragam. Ajaib, ketika aku mulai bertanya, dia menyapaku dengan
bahasa Indonesia. Aku pun langsung antusias dan ternyata bahasa Indonesia dia
cukup bagus, ketika aku telusuri lebih jauh, dia muslim dan istrinya adalah
arek boyo atau orang surabaya. Dan pemahaman dia tentang islam cukup baik,
Alhamdulillah, ucapku. Tapi, satu hal yang menggelitikku adalah, ketika dia
bertanya, kenapa aku harus menggenakan jilbab dan dia juga mengatakan jilbab
adalah budaya arab, kalau mengenakan jilbab, kenakan saja di Indonesia, kalau
disini gak perlu, copot saja. Aku yang terbengong mendengar penafsirannya
sambil berusaha ngingat ayat AlQuran yang berhubungan dengan perintah hijab.
Lalu, dengan tenang , aku katakan bahwa perintah berjilbab tak perlu di bantah
dengan adanya surat AlAhzab ayat 59. Tapi, si bapaknya tetap ngotot dengan
pendapatnya. Males berdebat dan wanna save time, aku pilih buat ngeakhiri dan
ngucapin makasih. Bapak yang unik, pikirku. Tapi gak papa, alhamdulillah dia
islam dan semoga besok pemahamannya dikoreksi Sang Maha,
dengan Eddy |
Berbekal informasi dari si bapak unik, 10 menit kemudian aku pun sampe di Paddy’s
market. Bangunannya lupa berapa lantai tapi yang kayak nya nge paddy banget cuma lantai dasar deh. Lantai 1 ke atas udah kayak mall. Waktu zuhur tiba, tak
ingin melepaskan perindungan sempurna dari Sang Maha, aku pun bergegas ambil
wudhu di toilet. Dasar rejeki, aku ketemu dengan cleanng service yang pake
jilbab. Aku pun langsung bertanya, adakah tempat yang cocok untuk aku melakukan
shalat? Dia pun mengajakku ke ruangan bossnya. Alhamdulillah. Ternyata ruangan
tersebut di jadikan tempat shalat bagi beberapa pekerja. Mungkin itu sebabnya,
aku pun dengan mudah mengantongi izin tersebut.
bangunan kantor yang mendadak jadi mushala |
Dasar wanita, ngeliat harga yang benar benar menjanjikan mata, aku pun
menghabiskan sekitar lebih dari 5 jam di paddys. Harganya benar-benar yahud.
Kalau emang banyak ditodong sodara buat bawain oleh-oleh. Berangkatlah ke
Paddys.
suasana paddys market |
Setelah puas belanja, dengan hati riang aku pun kembali ke central
station. Tak mau larut dalam kebingungan, aku pun bertanya kepada officer, di
platform mana aku kudu menunggu kereta yang menuju ke bankstown yang ternyata
di platform 22. Aku yang tak biasanya mengecek barang belanjaan sebelum sampai
di rumah, kali ini melakukannya sambil menunggu kereta datang. Dan! Astagfirullah! Satu plastik yang isinya
buat anak supervisorku dan adik-adiknya temanku tidak ada di tempat! Masya Allah!
ku lirik jam sudah menunjukkan jam 15.10, sementara paddys market tutup jam 16.00, sebenarnya waktu nya masih cukup.
Sayangnya aku terlalu capek. Tapi naluriku berbisik, ayo usaha dulu nyari, toh
kau akan melihat kegembiraan di wajah mereka dan uangmu tak teruang percuma.
Makasih naluri!. Akhirnya aku putuskan untuk segera mencari kembali ke Paddys.
Sepanjang jalan aku menguatkan diri. Kalau ketemu yaa berarti rejeki. Kalau gak
ketemu berarti kurang sedekah. Aku pun kembali ke Paddys market, dan mencoba mengingat
lokasi toko yang aku yang injakkan. Karena 5 jam sudah berkeliling sebelumnya,
tak susah bagiku mengdentifikasi toko toko yang aku datangi. Dasar rejeki, pemilik salah satu toko yang aku
datangi berbaik hati menyimpan barangku yang ketinggalan. Alhamdulillah, memang
kalau masih rejeki. Dengan riang. Aku pun melangkah meninggalkan paddys!
Thankyou Paddys! |
Note : tak susah menemukan orang jujur di negara kangguru ini. Semoga
kelak. Indonesia pun begitu.
No comments:
Post a Comment