aku dan pak Jhony |
Tiba di KualaLumpur. Setelah beres imigrasi, pengambilan bagasi dan urusan kamar mandi, tak malu aku pun menyapa seorang bapak penjaga toilet bandara LCCT yang ternyata berasal dari Ponorogo, Indonesia. Kami mencari info dimana mushala, kamar mandi dan tempat makan. Untuk memudahkan urusan pengisian perut, aku menukarkan rupiah ke MYR. Kemudian kami makan di McD, lalu menumpang tidur di surau yang alhamdulillahnya dibedakan untuk wanita dan pria. Agak kecewa sih dengan surau nya. Kesannya kotor dan tak terawat. Apa daya, itu tempat terbaik untuk tidur sejenak, tanpa komentar lebih lanjut aku pun memutuskan untuk merebahkan badan 4 jam sampe jam 06.00, kebetulan aku sedang haid jadi tak ada kewajiban bangun lebih awal.
Kemudian, jam 06,00 kami memutuskan untuk Check In. Tapi sebelum nya, aku memutuskan untuk membeli nasi kotak dari MerryBrown buat bekal makan di pesawat, dan lumayan murah karena porsinya lengkap dan enak! Hanya 8.4 MYR tanpa air minum. Daripada menghabiskan 2 MYR untuk beli air mineral, lebih baik aku belinya didalam pesawat. Karena air mineral bakal dibuang pada saat screen bagasi. Setelah beres urusan check in, kami berencana untuk mencari tempat buat mandi. Bakalan gerah banget kan kalau gak mandi. Setelah celingak celinguk dan bertanya, aku menemukannya! Dengan bahagia, segera aku bergegas untuk mandi. Allahuakbar, nikmat bener yaaa bisa mandi. Maka, aku pun update status, karena bisa mandi di bandara adalah suatu kebahagiaan yang berarti. Haha.
kamar mandi sumber kebahagiaan di LCCT :3 |
Setelah beres, kami memilih untuk menunggu sampai gate dibuka. Karana lapar, aku memutuskan untuk membeli bakpau. Ku tawari deh si Agi, mau bakpau gak? / enggak / kenapa? Tumben kau? / aku gak selera makan / kenapa? / aku rindu sama tunanganku, katanya dengan mata sendu / oh. Oke. Aku pun menikmati bakpau ku dengan tenang. Kubiarkan dia mellow sendirian. Hahaha. Ternyata kerinduan bisa menjadi obat yang ampuh untuk si Agi dalam hal mengerem nafsu makannya. Maaf yo nduk! Ahahaha.
Oh ya. LCCT ini bandara yang termasuk pelit colokan. Untung kagak pelit Wifi. Jadi, kalau mampir ke sini, jangan lupa dah bawa powerbank biar gak gigit jari kayak aku yang hpnya lowbat. Kemudian, perjalanan panjang kami dimulai. Bosan banget di pesawat hampir 10 jam. Tanpa novel dan tanpa film. Maka, tidur adalah salah satu cara terampuh untuk mengobati kebosanan. Selama di perjalanan, kami dibagikan semacam kartu declare untuk mengecek bagasi kami. Berdasarkan info yang aku dapatkan di grup facebook Backpacker Indonesia, Australia termasuk negara yang super duper ketat dalam pengawasan. Mereka selalu mendeclare produk2 dari hewan seperti daging dan susu. Tapi, aku nekat untuk membawa rendang. Karena owner rendang compress ku ini dulunya juga s2 di Ausie dan aman2 saja walaupun emang tergantung keberuntungan kita. Karena aku bawa rendang dan outmeal (product from plant), maka aku beri tanda checklist dalam 2 kotak. Dan banyak – banyak berdoa agar rendangku ini idak berakhir di kotak sampah petugas imigrasi.
kartu declareku |
Setelah 10 jam di udara. Terdengar pengumuman dari pilot, bahwa sebentar lagi akan landing dan dikatakannya, welcome to Sydney!. Detak jantungku bergemuruh. Subhanallah.. akhirnya.. sampai juga aku disini. Pemandangan kotanya cantik dari udara. Alhamdulillah beberapa menit kemudian pesawat mendarat dengan selamat.
10 jam ada di sini |
Setelah imigrasi, pengambilan bagasi dan urusan kamar mandi sudah beres maka kami pun bergegas ke screenbagasi. Ini yang paling mendebarkan. Sebelumnya karena aku sudah menduga pasti type kamar mandi Australia ini sama seperti kamar mandi Jepang, aku membawa botol kosong 500 ml. Buat apa? Ya buat ceboklah. Aku rela kemana-mana bawa botol kosong ini daripada kudu cebok pake tissue. Mau di kata ndeso apa norak mah cuek aja. toh aku gak ganggu orang lain. Haha.
nemu ini di toilet female yg ada di airport Sydney, gak ngerti maksudnya. |
Tibalah screenbagasi. Petugas selalu mengecek kartu declaire. Melihat kartu ku ada tulisan checklist pada bagian makanan, aku diminta maju ke jalur 1. Sedangkan si Agi yang gak bawa makanan sama sekali langsung maju ke jalur 2.
ada 3 jalur pemeriksaan. jalur 1 untuk declare, jalur 2 dan 3 non declare |
Petugas pertama setelah berbicara cukup lama di telpon setelah melihatku, langsung memintaku untuk maju. Kemudian, petugas kedua langsung bertanya kepadaku, whats your food? Aku jawab, rendang. Lalu dia langsung memintaku unuk menaikkan koperku di screenbagasi tanpa memintaku untuk membuka koper. Jujur aja aku kaget dan bahagia tentunya, karena rendangku aman dan lolos pemeriksaan. Tau gitu, aku bawa lebih banyak deh rendangnya, kataku dalam hati. Dasar manusia! Haha.
Kami dijemput oleh suami Jenny Ann (dosen epidemiologi University of Sydney) namanya Nobel Toribio orang filiphina yang amat menyenangkan! kapan - kapan aku akan menulis tentang mereka. Aku berdoa, semoga 2 bulan yang akan menjadi pengalaman super berharga ini berkah dan diridhai oleh Sang Maha. :)
mihihii. Alhamdulillah. :3 |
Jngan lupa, tempat2 oknya d liput. Kau bakalan jd guide ku nantinya. Nduk yg lagi d negeri orang, semoga selalu dalam lindungan Allah ya :*
ReplyDelete