Day 1. 6 februari 2013
Berbekal 3 hari di
Manado, cukup banyak pengalaman yang aku dapatkan dari kota yang memiliki tingkat
toleransi yang tinggi ini. Sampai di manado tanggal 6 Februari tepat pukul
14.00 WITA. Alhamdulillah, tak ada halangan yang berarti selama perjalanan
(tanpa izin ortu ini) Makasar – Manado, dan aku pun dijemput Harida, temennya
Nurul. Anaknya cakep dan baik, hehe. Aku dijemput bersama 2 orang temennya yang
juga sedang tugas di Manado. Jadilah dalam satu mobil itu aku wanita sendiri.
Berhubung aku cuek, dan Alhamdulillah lagi, temen-temennya si harida itu
wajahnya menunjukkan orang yang baik. Kok tau? Apa salahnya berbaik sangka?
Malah mengundang rejeki loh. Hehehe. Harida minta maaf, kalau dia tidak bisa
menemaniku untuk mengeskplor kota Manado. Dengan santai aku jawab, kamu jemput dan anterin aku cari hotel
aja aku udah berterima kasih banget. Terus dia tanya, lah memang kamu mau
kemana? Bunaken, danau tondano dan kota tomohan. Terus sama siapa dan naik apa?
Belum tau, ntar aku tanya-tanya orang aja, toh nanya masih gratis jawabku,
hehehe. Dia bengong. Kamu ada saudara disini?. Jelas gak ada jawabku, kan ini
pertama kali aku ke Manado. Dia tambah bengong, aku ketawa aja, mungkin di
fikirannya ini cewek aneh dan nekat banget sih!
Kami ber-empat pun
keliling kota manado untuk mencari hotel yang sesuai aku mau. Entah sudah
berkeliling beberapa lama, akhirnya dipertemukan Allah dengan hotel Jakarta!
Dan Bravo! Hotel tersebut punya kamar single ekonomi dengan tarif 65k. ketika
aku melihat fasilitasnya, ya lumayanlah, walaupun kamar mandi luar dan hanya
ada kipas angin. aku pun dengan riang memesan langsung untuk 2 malam. Aku mah
cuek. Selagi bersih dan aman. Why not? .murah pula! Ini yang paling penting!
Haha. Dan apalagi ternyata yang ngebuat aku sujud syukur adalah pemilik
hotelnya muslim dan sepertinya jama’ah tabligh *ntar deh kapan-kapan aku tulis
tentang jama’ah tabligh. Dan apalagi pemirsa! Hotel Jakarta tersebut dengan
BUNAKEN! ALLAHUAKBAR! Konspirasi semesta memang menakjubkan! :)
Harida pamit, sekali
lagi dia minta maaf gak bisa nemeni aku tapi dia berjanji akan nganterin aku ke
bandara hari sabtu. Terima kasih banyak pun aku ucapkan. Kalau lah bukan karena
pertolongan Sang Maha melalui si harida, tak mungkin aku nyantol di hotel ini.
Dia pergi aku pun langsung masuk kamar. Tiduran di kasur. Nikmat bener!
Kemudian setelah istirahat beberapa menit, aku keluar untuk cari makan.
Berhubung informasi yang aku dapatkan bahwa untuk muslim harus berhati-hati
terhadap makanan, aku pun bertanya kepada bapak pemilik hotel, makanan muslim
mana yang terdekat. Bapaknya menunjukkan sebuah rumah makan muslim didepan
hotel. Bapaknya bertanya asalku dari mana, aku jawab dari makasar pak, tapi
kuliah di Jogja dan asli orang medan, terus bertanya mau ngapain ke manado.
Dengan mata bulat aku pun menjawab. Saya ingin ke Bunaken bapaaaaak!. Bapaknya
manggut-manggut, mungkin bingun apalagi aku hanya sendirian. Aku senyum lebar
aja dan bilang permisi buat cari makan. Hehehe.
Sampai di warung makan,
aku pesan nasi sayur. Tiba-tiba ada tamu lain yang juga dari makasar. Aku pun
nyambung-nyambung aja seolah udah kenal. Dari percakapan asal nyambung
tersebut, mereka pun juga bertanya ada acara apa ke manado. Aku bilang aja
ingin ke bunaken. Begitu tau aku nya Cuma sendiri, seisi warung kaget. Mereka
bilang hati-hati aja ya mbak, tapi Manado aman kok. Akunya bilang makasih.
Tiba-tiba, anak pemilik warung tersebut ngehampiri aku. Belakangan yang aku tau
namanya mic. Dia kaget aku Cuma sendiri, dan bilang mbak, simpan nomor saya ya,
mana tau mbak ada apa-apa di jalan langsung hubungi saya, mbak ini kok nekat
banget sih, kalau saya sedang tidak ada kerjaan, saya mau nganterin mbak kemana
aja. Aku nya malah kaget. Penduduk kota ini memang terkenal hangat dan
bersahabat. Kemudian setelah ngobrol macem-macem sama nenek dan ibu pemilik
warung serta mas mic, aku pun pamit. Sebelumnya aku dengar kalau kota manado
ini punya mall yang unik yang mempunyai view belakang pantai. Itu membuatku
tertarik, apakah seperti mall *akulupanamanya yang punya view belakang pantai
kuta, bali atau malah lebih keren atau malah biasa aja. Untuk menjawab
pertanyaan itu, aku pun harus membuktikannya. Setelah mendapatkan informasi
nomor angkot yang akan membawa kesana, aku pun menunggu angkot. Dengan lagak
seorang yang sudah lama di Manado, aku pun naik ke angkot tersebut.
Kejadian menarik
berlangsung disini.
Angkot nya turun. Lalu
aku pun tanya ke mas supir, yang mana mas mallnya? Terus masnya bilang, mbak
jalan sedikit ke sana *tunjukin arah lalu ya udah. Aku pun bingung. Hahaha.
Kemudian mas nya nanya, mbak bukan orang sini ya? Aku jawab iya dan baru
pertama kali kesini. Spontan aku dimarahi ibu yang duduk didepan. “dek, gak
boleh ngomong begitu, nanti dikerjai orang!, harus hati-hati, kalau nanya
jangan sampai menunjukkan kalau adek seorang pendatang” . aku kaget, tapi
senang, baik bener ibuk ini fikirku. Belum sempat aku mengucapkan terima kasih,
tiba-tiba ibuknya bilang, “simpan nomor saya dek, saya kenal hampir seluruh
supir angkot di Manado, kalau ada apa-apa langsung telpon saya”. Hah? Aku
bengong.
Belum selesai
kebengonganku, tiba-tiba ibuknya juga bilang. Adek mau kemana sebenarnya? Saya
mau ke mall *akulupanamanya yang belakangnya itu pantai buk. Oh kalau gitu,
adek ikut saya aja dulu ke rumah, nanti biar keponakan saya ini *bilang si
supir angkot yang temani adek ke mall tersebut. Bisa dibayangkan betapa grafik
bengongku naik 2 kali lipat. Gak sempat berfikir, aku pun mengiyakan, baiklah
bu. Sepanjang jalan aku berdoa, ya Allah, lindungi hamba.
Lalu, aku dibawa ke
rumah ibu tersebut *masih pake angkot ini. Begitu aku sampe rumahnya, ada
perasaan hangat. Susah menjelaskannya. Tapi ada. Lalu, menunggu si mas2 supir
itu mandi, aku pun ngobrol dengan ibuknya yang belakangan dia cerita kalau
gadis kecil yang masih berumur dibawah 5 tahun tersebut bukan anak kandungnya.
Tetapi, dengan semangat ibu tersebut menceritakan kalau dia sangat sayang
kepada si gadis kecil dan menganggap nya seolah anak sendiri. Terharu. Benar,
aku terharu mendengarnya. Alangkah mulianya hati ibuk ini.
Kemudian, setelah si
mas supir tersebut sebut saja mas x karena *akulupanamanya sudah selesai mandi,
aku pun dipersilahkan ibuk tersebut untuk pergi ke mall x. ya bersama mas x.
setelah pamit dan cium tangan ibuknya, aku dan mas x naiik angkot. Sepanjang
jalan sebenarnya aku ingin balik ke hotel aja. Bayangin, aku jalan malam
*sekitar jam 19.00 WITA bersama orang yang tak aku kenal. Tapi melihat
ketulusan dia, yaudah aku redam aja deh perasaan itu. Kemudian aku bilang, mas
bisa kan ya aku sampe hotel jam 20.30, soalnya aku juga lagi agak kurang sehat.
Mas x mengiyakan permintaanku. Lalu, kami pun berkeliling mall x tersebut.
Suasana malam di kota manado tak berbeda dengan suasana malam di jogja. Apalagi
kawasan mall memang selalu ramai. Kemudian, mas x bilang, ayo dek, saya
tunjukkan spot yang menarik. Aku pun antusias. Lalu setelah sampai, aku tanya,
mana mas spotnya? Dia bilang, itu mbak. Dan ternyata hanya pohon buatan gede
dan penuh lampu. Aku bengong. Oke mas. Baiklah. Fikirku. aku pun foto didepan
pohon yang kata si mas menarik tersebut.

Kemudian aku tanya, eh
mas, mana pantainya? “itu mbak”, tunjuk si mas. Oh baiklah mas, aku pun agak
kecewa, karena tak seperti perkiraanku, ya, memang benar mall tersebut
mempunyai view belakang pantai, tapi ya begitu deh, hahaha,. Aku menertawakan
fikiran dan expectasiku yang terlalu tinggi.
Kemudian setelah (agak
kecewa dan) sedikit puas, aku bilang, mas, ayo pulang aja deh, terus dia
bilang, adek gak mau belanja? Aku bilang, enggak. Dia pun mengiyakan
permintaanku. Lalu kami menunggu angkot. Padahal ada beberapa angkot yang
memang melewati hotelku, tapi sama si mas x kok gak di panggil ya? Merasa
penasaran, aku pun tanya, eh mas, itu tadi banyak angkot kok gak dipanggil? Kan
lewat hotel?. Dengan polos si mas menjawab, gpp mbak, biar sama teman saya
saja. Yaudah deh mas. Aku malas nanya lagi, lalu, akhirnya, teman si mas nongol
dengan angkotnya, dan akhirnya aku tau, bahwa si mas nunggu temannya agar gak
usah bayar angkot, biar aku juga gak
keluar uang. Aku pun tertawa dalam hati. Mendekati hotel, si masnya
bilang, gak usah bayar mbak. Dia mah teman saya sendiri. Aku tertawa saja dan
ngotot tetep mau bayar. Lalu aku bilang
ke mas supir. Kiri. Di manado, ketika kita naik angkot dan hendak berhenti,
ucapkanlah kiri. Lalu aku kasih si mas supir duit untuk dua orang.
Alhamdulillah, aku
sampai hotel sekitar jam 20.40 WITA. Aku pun memang sudah berniat, tak akan
pulang malam, cewek dan sendirian, kombinasi empuk untuk memancing kejahatan.
Aku sadar benar akan hal tersebut. Bukankah lebih baik mencegah? Ingat pesan
bang napi kan, kejahatan bukan hanya karena ada pelaku tetapi juga karena ada
kesempatan, waspadalah.waspadalah. *anggapbenar.
Di kamar, sebelum
tidur, aku masih tidak menyangka. Aku sampai di sini. Selamat datang di Manado.
Kota tinggi toleransi. Gabungan kuliner ekstrim dan pesona alam yang
menakjubkan. Alhamdulillah, dipertemukan selalu dengan orang-orang baik. Terima
kasih Allah SWT. Maha Baiknya engkau.. aku pun tidur dengan lelap dan bersiap
untuk bunaken esok hari! :D
Amazing
ReplyDeleteAmazing
ReplyDelete