Thursday, 6 June 2013

cerita Pos 1 - Pos 3 Jalur Sembalun : Rinjani (2)



6 Mei 2013.
Bermodalkan tekad, harapan, doa. Berangkatlah kami, menapakkan langkah awal dengan mantap dan tanpa keraguan ditambah harapan yang sangat kuat, agar kaki ini sampai di puncak rinjani, agar diri ini bisa mengalahkan mental yang takut, agar diri ini bisa menjadi pemenang di rinjani. Berlima. Membulatkan tekad.
berlima. di depan gerbang pendakian Rinjani jalur Sembalun

Jalur pendakian gunung rinjani lumayan jelas. Tak perlu porter jika kau berangkat pagi. Karena estimasi nginap malam pertama itu ada di pos 3. tapi, kalau ingin bersama porter juga tak mengapa, tarifnya sekitar 125.000/porter/hari. Karena jika kita brangkat siang atau sore, dikhawatirkan karena mungkin baru pengalaman pertama akan nyasar. Jarak dari basecamp sampai di pos 3 sekitar 8 jam. Tapi kenyataannya kami berangkat jam 07.00 pagi sampai di pos 3 sekitar jam 17.00 WITA. 
 
Medan rinjani memang penuh tantangan. Apalagi dari basecamp sampai pos 1 yang subhanallah jauhnya. Kalau diturutkan ngeluh mah, perasaan bakalan nyerah langsung timbul. Benar memang. Naik gunung itu harus dinikmati. Tak perlu cepat-cepat. Jangan pula lambat-lambat. Seimbang. Seperti hidup. 
puncak rinjani dari kejauhan yang seoalh menantang kami

Begitu sampai pos 1, setelah aku lupa berapa jam berjalan, kebahagiaan pertama benar2 terasa nikmat. Alhamdulillah Allah.. sepertinya semua pendaki juga merasakan hal tersebut. Kemarin, Mei, cuaca rinjani sedang bagus-bagusnya, mungkin itulah seba nya mengapa banyak pendaki kemarin. Kami pun melihat, canda tawa di masing-masing wajah para pendaki, bercengkrama bersama teman, menikmati langkah awal memapakkan kaki di puncak. Indah. 
narsis di depan tugu pos 1 Sembalun :D 

indah? :)
 
jalur sembalun yang mempesona


Tak mau berlama-lama menikmati pos 1. Kami pun siap untuk melangkah menuju pos3. Jarak pos 1 ke pos 2 dan ke pos 3 tak sejauh dari base camp ke pos 1. Begitu sampai di pos2. Banyak pendaki yang istirahat, shalat bahkan makan dan masak. Karena di pos 2 memang ada sumber air. Tak mau kehilangan moment, kami pun beristirahat bersama para pejuang puncak. Shalat, ngemil-ngemil sedikit, karena kami harus menghemat bekal, sudah ditargetkan akan makan nasi dll di pos 3 sekaligus istirahat dan mendirikan tenda. Kau tau kawan? Nutrisari menjadi sahabat yang paling sejati selama perjalanan kami. Inilah waktu dimana kurasakan betapa nikmatnya sebuah nutrisari kocok. Sayang nya, air di pos 2 tidak terlalu bersih. Kami yang memang sedari awal perjalanan hanya membawa beberapa botol air matang, akhirnya mengisi botol-botol kosong dengan air mentah, dan airnya bercampur pasir hitam. Jadi, ketika kau lihat dari bawah botol, maka pasir2 hitam itu pun mewarnai air kami. Tak apa. Berdasarkan jimat sepo “man kuman kumin, dari kuman jadi vitamin!” maka air di dalam botol tersebut pun kami anggap air bervitamin. Ini lah gunung. Segala nya akan kau temui lebih nikmat dari biasanya.
semangat mengambil air di Pos 2 Sembalun

Akhirnya. Diizinkan sampai di pos 3 setelah hampir 10 jam menyusuri rinjani. Otomatis para pria segera mendirikan tenda. Sepo dan haryono bertugas mengambil air di pos extra 3.  Jadi, untuk sumber air berada di pos extra 3, pos extra 3 tidak terlalu jauh dari pos3. Kayaknya hanya sekitar 20 menit jarak antara pos extra 3 dengan pos 3. Setelah tenda diidirikan, air sudah diambil. Dan bravo! Airnya lebih jernih dari air di pos2. 
aku menatap pos 3 sembalun dari kejauhan :D


suasana pos 3 Sembalun
populasi monyet kecil penunggu setia gunung Rinjani
Bahagia bener dah kami. Hihihi. Aku dan Danny memasak, kemampuan memasakku yang masih di dasar laut terbantukan oleh kemampuan Danny yang kuanggap seperti chef. Akhirnya ketidkmampuanku sedikit tertutupi lah. Hahaha. Kami memasak. Menu pertama kami di gunung adalah nasi + sayur sup + X *MenuYangTerlupakan. Dengan lahap dan didorong perut yang keroncongan, kami berlima makan dengan lahap. Tapi, ini  gunung. Ada perasaan tak berani untuk makan banyak, entahlah, mungkin itu perasaanku. Nurani berbisik, berbagi lah dengan saudaramu. Maka, walau terasa sangat lapar + letih, sepertinya porsi makan kami tak banyak, tapi nikmat dan Alhamdulillah kenyang. Gunung mengajarkan indahnya nikmat berbagi.
masakan pertama di Gunung Rinjani :D *abaikan penampakan kaki

Di pos 3, kami tak sendirian. Ada rombongan dari Kalimantan, sekelompok bapak-bapak yang tinggal di kompleks alamat yang sama yang memang cinta gunung, bersama kami berbagi cerita. Ada seorang bapak yang paling tua di rombongan tersebut, berhubung beliau sering kebagian tugas untuk mengambil gambar, disebutlah dia sebagai bapak roy suryo. Maka dengan segera, aku memanggil mereka, rombongan pak “Roy Suryo” dari Kalimantan. Mereka baik-baik. Dan lucu. Apalagi pak roy suryo., hehehe. 
 
hasil jepretan pak "Roy Suryo"
Sesore itu, kami menikmati makan siang dan malam yang dijadikan satu dengan nikmat di pos 3. Ada beberapa pendaki yang memilih untuk tak mendirikan camp alias tak bermalam di pos 3. Jadi, mereka dengan semangat menuju ke pos Plawangan. Pos Plawangan merupakan pos terakhir menuju puncak Rinjani. Kontan, tanpa dikomando, kami pun berteriak untuk menyemangati mereka. Sekali lagi, inilah gunung, betapa gampang nya untuk merasakan dekat seperti layaknya saudara.

Kami dan rombongan pak “Roy Suryo” dari Kalimantan tersebut memilih untuk bermalam di pos3. Kami tidur cepat. Setelah makan lalu mengobrol ditemani ribuan bintang, ada tawa dan canda, sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 20.00 WITA, kami memutuskan untuk segera tidur, menambah vitalitas tenaga untuk keesokan harinya. Kami tidur dengan damai. Bersama.



No comments:

Post a Comment