Saturday, 18 May 2013

(semoga) Kenakalanku Yang Terakhir


Sedikit pun tak terbersit akan menanjakkan kaki di  gunung api tertinggi kedua di Indonesia setelah Kerinci tersebut muncul di fikiran. Tiba- tiba, bbm dari Sepo, teman seangkatan, pada rabu malam, 2 mei 2013 memunculkan imajinasi. Bbm singkat dan jelas, “Rida, libur seminggu mau  kemana?” aku yang sedang berkencan dengan buku Sihmanto, 2 jutaan keliling Vietnam selama 15 hari langsung dengan menjawab, “aku pengen ke Vietnammm”. Dia membalas, “oh, yaudah’ aku jadi penasaran, ada apa sebenarnya anak ini tiba-tiba bbm bertanya mau kemana, firasatku mengatakan, sepertinya dia ingin ngajak naik gunung. Lalu, aku pun balas, “emang kenapa? Kau kemana?” “Rinjani, ayok ikut!” “Whaaaaatt???” kataku, “serius?, itu berapa hari? Kata adekku yang udah kesana, medannya berat banget dan butuh lebih dari seminggu” “enggak kok, estimasi kita sampe jogja hari sabtu pagi, gimana mau ikut gak?” aku yang diliputi kebimbangan apakah mungkin bisa berangkat ke Vietnam dlm waktu sedekat ini akhirnya mengangguk dengan mantap, “oke sepo, aku ikut!”. Dia bales lagi, “oke, serius? Kita berangkat dari Jogja Sabtu pagi jam 08.00 dari lempuyangan, ini list kebutuhan barang yang harus dibawa..bla—bla—bla” untuk menepis keraguanku, sekali lagi aku tanya, “sampe jogja beneran sabtu pagi kan?*berhubung hari senin aku ujian BLOK 23 ada cewek gak selain aku?” dibales, “iya, sabtu pagi, ada, si Danny”. Oke, baiklah, Danny, teman seangkatanku. Cewek tulen kok. :D.

Kali ini, aku nekat lagi. Mungkin ini kali ntah yang keberapa aku bepergian tanpa izin dari sepasang bidadari surgaku. Bermula dari naik motor berdua bareng adik kandung di liburan semester pertama kami dengan jarak tempuh Malang Bali, aku ketagihan traveling yang tentu saja selalu mengandalkan gaya gembel ala mahasiswa. Naik gunung Sumbing yang aku lupa tahun berapa bersama 45 mahasiswa lainnya dalam rangka Pendakian Massal yang diadakan oleh Vetpagama *UKM Mapala FKH UGM, lalu ke Manado sendirian di februari tahun lalu, dan entah apalagi, yang aku sendiri lupa. Bahkan kali ini, bakalan naik  gunung Rinjani di Lombok. Oh. Sebanyak itukah kenakalanku?. Kok begini ya aku? Maaf Buya..Umik.. sedikitpun kak rida tak bermaksud membohongi kalian.. aku pun tak lah mungkin melakukan tindakan nekat yang memalukan kedua orang tuaku, semoga.. jangan sampai.. naudzubillah.. semua ini ku lakukan hanya karena aku terlalu takut meminta izin dari kalian, yang ntah kenapa fikiranku selalu mengatakan, tak mungkin di kasih izin.. padahal sih belum tentu juga.. 

Puncaknya, setelah BB ku tinggal di Jogja, dan hape yang dibawa hanya hape cantikku, Samsung flit flop oke seharga 250 ribu yang tahan banting dan tahan maling. Itu mati karena habis batre. Umikku bingung menghubungi anak sulungnya. Akhirnya yang sudah ku duga, pastilah beliau memborbardir adikku, Ihsan, yang kuliah di malang. *hahaha. Aku bilang ke igem 8panggilan sayang utk adikku. Gem, aku naik gunung Rinjani.. doakan.  Dia kaget, kenapa semendadak itu. Aku bilang, jangan tanya, karena aku pun kaget kok bisa k eke rinjani minggu depan, kataku.. sepanjang perjalanan mendaki Gn. Rinjani. Aku berdoa, semoga igem bisa memberika jawaban terbaik kepada sang ibunda..

Beberapa hari kemudian, dimana aku dan teman2 sudah merasakan kebanggan di hati karena menjejakkan kaki di Puncak Gn. Rinjani, lalu menikmati pesona ngecamp di Danau SegaraAnakan, ini pasti in sya Allah akan aku ceritakan/ :D. yang kau tau lah teman, pasti tak ada sinyal yang nongol sebagus apapun hapemu. aku pun berjalan pulang turun ke kaki gunung. Lalu, begitu ada sinyal. Hapeku berbunyi, *asal kau tau, aku pinjam batre hp Samsung danny, :D/ sms dari igem, “aku didesak umik, udah ku bilang kau ke Lombok” oke, ntah kenapa aku tersenyum. Ini merupakan reaksi pasrah yang terbaik versiku. Aku sudah pasrah akan pasti ketahuan. Dan sebagai anak yang sudah beranjak dewasa, aku pun sudah bertekad, akan jujur setealah sampai di kaki gunung.

Setelah berjalan dari danau jam 07.00 pagi dan sampai di kaki gunung pada jam 22.30 WITA, kecapekan. Makan. Mandi. Tidur dan ngecash Hape. Kami tidur di ruang terbuka, di sebuah ruangan yang secara sukarela disediakan bapak pemilik warung untuk para mahasiswa yang turun dari gunung, lalu, sebelum tidur, aku sms umik. “Umik, maaf  ya mik, awak naik gunung di Lombok, Alhamdulillah, berkat doa umik, awak sampai di puncak. Beberapa hari ini hp awak gak ada sinyal dan BB awak tinggal di Jogja, sekali lagi awak minta maaf ya mik”. Aku bersama ke4 anak lainnya pun tidur. Lelap.

Besok pagi, aku liat hape, gak ada balasan sms! Aku faham. Umik marah.. beliau kecewa dengan tindakan anak sulungnya.. aku yang takut langsung memutuskan untuk menelfon sang ibunda.. Asw wr wb mik.. ‘waalaikum salam.. kakak kok kayak gitu? Perbuatan sia-sia aja yang dikerjakan. “maaf ya mik..” “kapan balik ke jogja?” “hari ini mik, sampe jogja minggu malam” “kok lama banget,? Naik apa?” “nyambung-nyambung mik, naik kapal dan kereta” “ya Allah.. yaudahlah ya..” umikku kmengakhiri telfon dengan nada males. Beliau merefleksikan marahnya dengan cara yang berbeda.. cara yang mebuatku sangat  kefikiran.. sedikitpun tak ada rasa marah dari cara beliau ngomong. melainkan rasa kecewa yang mendalam .oh Allah.. aku semakin takut.. aku yang galau bin segala rasa tercampur menjadi satu, hanya bisa dengan lirih berdoa. Oh Rabb.. mohon bukakan hati buya dan umik untuk memafkanku..

Komunikasi terakhir dengan sang ibunda pada hari sabtu, 11 Mei 2013 pukul 10.00 WIB. Hari Minggu, aku sms lagi beliau, memohon maaf.. tetap tak ada balasan..sampai lah aku di Jogja pada minggu jam 20.00. begitu BB nyala. Ada bbm dari buya. Isi nya : “kalau lah kakak sudah tak butuh orang tua lagi, sudahlah berbuat SESUKA HATI kakak, takutlah kakak pada Allah SWT! Kakak sudah lukai hati buya dan umik”. Allahuakbar! Aku lemas tak terkira.. tak kusangka kenakalanku yang kali ini benar2 membuat sepasang bidadari surgaku murka. Kau tau kan kawan, Ridha Allah SWT bergantung pada Ridha orang tua. Murka Allah SWT bergantung kepada murka keduanya. Hatiku ciut.. aku menangis.. maafkan awak buya.. maafkan awak umik..

Hari senin, aku sms lagi.. memohon maaf keduanya.. tetap.. tak ada balasan.. aku tak bernyali untuk menelfon.. tapi, kegundahan yang ada memaksaku nekat untuk menelfon keduanya.. aku telfon buya, setelah 3 kali tak diangkat tiba2 diangkat, dan bilang “buya ada acara nak, nanti ya” terus langsung ditutup.. ada sedikit kelegaan setelah mendengar nada suara buya. Lalu, aku pun telfon umik, setelah 4 kali tak diangkat, aku pasrah. Tiba-tiba sms masuk! Dari Umik im3! Dengan sigap, aku buka sms, isinya seperti kata buyaku, “umik buya sedang ada acara di RS Pringadi Medan” aku berlonjak girang. Girang tak terkira, lalu aku sms umikku, “mik, awak minta maaf banget ya.. doakan awak mau ujian ya” kau tau kawan, balasan umikku? Umikku membalas “ya kakak sayang ({})” sesingkat itu. Tapi efeknya ajaib. Gundah gulanaku meluap entah kemana! Aku girang! Sangat girang! Tenang! Dan yaaaa kebahagiaan yg tak terkira terjadi di hari senin! Alhamdulillah Allah! Alhamdulillah! Sepanjang jalan aku tersenyum. Hihihi. Aku bahagia~~.
Kemudian, hari Rabu pagi, aku nekat nelfon umik, diangkat, ternyata beliau sedang di Jakarta. Tiba-tiba aku sedih, biasanya setiap bepergian kemana pun, umik selalu sms, misalnya, umik dan buya sdg di pswt ke jkt, mhn doa” simple singkat dan tegas, sms yang sll dikirmkan ibundaku. Tapi kali ini, aku tak mendapat sms dari beliau, ah sudahlah, mungkin beiau lupa, fikirku. ngobrol sebentar, masihada rasa canggung di nadaku, entahlah, aku tak tau, tapi tak apa, aku lega beliau sepertinya sudah memafkanku, hehehe, terima kasih umikku sayang,,

Kamis malam, sms masuk, ‘udah umik trf uang ke rekening kakak. Bukan untuk ngegunung ya”. Aku tertawa baca sms itu, lalu segera aku telfon sang bunda, hihihihi. Sudah biasa lagi nadanya. Alhamdulillah.. sepertinya sudah dimaafkan. Aku tertawa lepas di telfon. Sensasi yang aku rindukan selama seminggu terakhir ini.. makasih Allah.. makasih udah ngebukakan hati umik dan buya buat memafkanku,, *pelukkecup utk keduanya.. :)
 
Aku tak tau. Aku bedoa. Semoga ini kali terakhir mengcewakan keduanya.. aku berniat, setiap mau ngegembel apalagi kalau sampe sinyal hilang, aku harus bilang buya dan umik. Gak enak banget didiemin oleh keduanya.. menderita batin deh pokoknya.. semoga tak hanya niat, tekadku.. hehe.

Iseng, ada teman yang tanya, aku lupa siapa, tapi aku ingat pertanyaannya. Kamu kenapa nekat banget? Gak izin orang tua, sukanya jalan2 yang ekstrim, naik gunung dan motoran sampe ratusan kilometer? Aku senyum, aku hanya berkata, selagi jaga perintah Allah SWT, pasti kita kan dijaga. Sesimple itu. Sederhana itu. Tapi sepertinya paradigma dan  pola fikirku harus diubah sedikit. Alangkah indahnya jika kesenangan kita tak mengecewakan sang bidadari surga..

No comments:

Post a Comment